RiderTua.com – Jack Miller start dari baris keenam dan kemudian terjebak di antara pembalap lain, merosot hampir ke ujung lintasan P-21 tapi menyelesaikan lap pertama di posisi ke-16. Lalu pembalap Ducati itu ‘berburu’ dan berhasil mencetak poin di lap 3 (posisi ke-15). Dan pada lap 7 sudah berada di 10 besar, meskipun kaki kirinya sakit dia terus nge-push dengan keras sampai dia menyalip Marc Marquez di lap terakhir balapan dan berhasil mengamankan posisi ke-6. “Bukan hari yang bagus, tapi juga bukan hari yang buruk. Saya sangat senang dengan penampilan saya,” ujar rider asal Queensland itu.
Miller menambahkan, “Tentu saja itu tidak membantu saya kembali dari posisi 21 di lap pertama. Saya melakukan start terburuk dalam karir balap saya. Atau lebih tepatnya start saya sendiri tidak buruk, tetapi kemudian saya terjepit di antara barisan start tepat di depan saya, harus menutup gas terlalu awal sebelum tikungan pertama, memaksa saya keluar. Setidaknya saya dapat mengatakan bahwa saya selamat dari lap pertama tanpa crash. Setelah itu saya menemukan ritme saya dan mulai menyalip satu per satu pembalap.”
“Motornya membantu saya, itu sangat bagus. Meskipun demikian, itu adalah balapan yang sulit. Kemarin saya crash yang mengenai kaki kiri saya untuk kedua kalinya. Seperti yang bisa dibayangkan siapa pun, tubuh saya terasa seperti roti panggang. Saya tidak bisa menggunakan kaki saya seperti biasa, seluruh tubuh saya harus mengimbangi kurangnya kekuatan di kaki. Sekarang saya bisa merasakan memarnya, tidak diragukan lagi,” ungkap rider berusia 27 tahun itu.
Jack Miller lebih bahagia karena dia bisa memberikan tekanan hingga akhir balapan dan menyalip Marc Marquez di sprint terakhir. “Itu tidak fantastis, tapi setidaknya kami memiliki kecepatan yang cukup konsisten sepanjang balapan. Saya mampu menyalip Marc di lap terakhir, meskipun saya sudah memberi banyak tekanan pada ban depan saya,” ujar Thriller Miller.
“Itu adalah balapan yang cukup brutal, terutama di etape awal di belakang rider lain ketika leher saya dihantam potongan karet pada kecepatan 250km/jam. Ketika saya bebas, itu sedikit lebih mudah, udara terasa lebih dingin, leher saya tidak sakit lagi!” lanjut rider asal Australia itu.
Ketika Miller kembali ke pit setelah balapan, suasana di dalam pit sangat sepi karena mayoritas karyawan Ducati menuju Parc Ferme untuk merayakan kemenangan Pecco Bagnaia. “Mereka yang berada di sana menghela nafas lega. Semua ketegangan yang dirasakan selama akhir pekan tiba-tiba mereda!” pungkas suami Ruby Adriana itu.
RiderTua.com - Meskipun Subaru kembali hadir di Indonesia, mereka telah menghadirkan sejumlah mobil disini. Dari SUV sampai mobil sport, semuanya…
RiderTua.com - Daihatsu dan beberapa merek mobil lainnya di Indonesia mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan pada April lalu. Beberapa…
RiderTua.com - Mitsubishi mengalami penurunan penjualan mobil yang cukup drastis di Indonesia pada bulan lalu. Tidak hanya mereka saja, banyak…
RiderTua.com - Sejak tahun 1960-an, Kawasaki dan Meguro sudah lama menjalin kerja sama yang sampai sekarang pun juga masih merilis…
RiderTua.com - Sesuai aturan konsesi yang baru, sebagai pabrikan yang menempati peringkat D Honda dan Yamaha memiliki kebebasan untuk melakukan…
RiderTua.com - Penjualan mobil Subaru di Indonesia masih berjalan dengan bagus di tengah penurunan kondisi pasarnya pada April lalu. Sejauh…
Leave a Comment