RiderTua.com – Tes rider Yamaha yang kini menggantikan Andrea Dovizioso di tim WithU RNF itu sempat menyalip Quartararo tetapi kemudian melewati garis finis di belakangnya (finis ke-19). Pembalap berusia 32 tahun itu menyebut bahwa tekanan udara ban depan yang meningkat tajam sebagai penyebab bencana tersebut. “Hujan semakin memperburuk masalah yang sudah kita miliki di trek kering,” ujar Cal Crutchlow. Fabio Quartararo hanya finis ke-17 di GP Thailand. Karena kecewa, rider Yamaha itu menolak semua wawancara usai balapan. Namun Cal Crutchlow sedikit membela Quartararo. “Fabio adalah pembalap yang baik di cuaca buruk. Dia sangat kuat di Le Mans tahun lalu dan meraih podium di Mandalika tahun ini,” tegas Cal. Jadi karena motornya Cal?
Cal Crutchlow: Fabio Quartararo adalah Pembalap yang Baik di Cuaca Buruk
“Sangat disayangkan karena saya pikir kami (pembalap Yamaha) akan menjalani balapan yang bagus di balapan kering. Tapi kami juga berharap lebih baik dalam kondisi basah karena Fabio naik podium di Mandalika. Dan di sini dia berada di antah berantah,” Crutchlow menyimpulkan balapan yang sulit di Buriram untuk kubu Yamaha.
Tes rider Yamaha itu menjelaskan bahwa rekan-rekan semerek semakin dekat dengan Quartararo di trek basah atau bahkan bisa finis di depannya. “Jujur, seperti yang kita tahu, motor kami bukan yang terbaik di trek kering. Tapi membalap dengan sangat baik di lintasan kering sehingga membuat perbedaan. Semua rider membalap sebaik mungkin saat hujan, tetapi masalah pada motor kami semakin besar. Kita harus meningkatkannya. Itu saja,” lanjut Papa Willow.
Setelah rekan setim Quartararo, Franco Morbidelli (meskipun penalti 3 detik karena pelanggaran track limit) finis ke-13, Cal Crutchlow mengatakan, “Franky melakoni balapan yang bagus, tetapi dia masih kalah sekitar 20 detik dari pemenang. Dan kami tidak datang ke sini untuk kalah 20 atau 30 detik. Itu pasti.”
