Home MotoGP Fabio Quartararo: Yamaha Music, DJ Diablo Sudah Ada, Saya Harus Cari Nama...

Fabio Quartararo: Yamaha Music, DJ Diablo Sudah Ada, Saya Harus Cari Nama Lain

RiderTua.com – Di kelas MotoGP, Fabio Quartararo pertama kali balapan di Motegi pada 2019. Saat itu rider Yamaha itu berhasil naik podium setelah finis ke-2 dan sukses mengamankan gelar Rookie of the Year. Tahun ini, pembalap asal Prancis itu akan kembali balapan ke negara asal Yamaha. Juara Dunia 2021 itu diundang untuk mengunjungi markas Yamaha Motor Co. Ltd. sebelum melakoni GP Jepang.  Selain itu, pembalap berjuluk El Diablo itu juga mampir ke Yamaha Music. Tapi untuk berkarir sebagai DJ dia harus mencari nama baru, karena sudah ada DJ Diablo. “Saya tahu nama itu sudah diambil, jadi saya harus mencari nama lain,” kata Fabio sambil tertawa ketika Pecco Bagnaia mengingatkannya saat konferensi pers.

Fabio Quartararo: DJ Diablo Sudah Ada, Saya Harus Cari Nama Lain

GP Aragon selesai hanya tiga tikungan bagi Fabio Quartararo yang mengalami crash setelah bertabrakan dengan Marc Marquez. “Saya menyelesaikan sesi latihan pertama saya hari ini. Tidak apa-apa, ini hanya lecet. Sedikit sakit dan tentu saja juga sedikit terbakar, terutama di sesi pertama. Tapi saya rasa itu tidak akan menjadi masalah di motor,” ujar El Diablo.

Tersisa 5 balapan sebelum musim berakhir, hanya 17 poin yang memisahkan 3 teratas setelah Fabio nirpoin di Aragon. “Apa yang bisa kita lakukan? Masih ada 17 poin. Saya tidak akan mengatakan ini seperti awal musim dan kami semua nge-push seperti orang gila. Tapi top 3 dan Enea Bastianini menginginkan gelar itu. Fakta bahwa kami bertiga hanya mengumpulkan 17 poin akan memastikan bahwa kami mendorong diri kami secara maksimal. Saya pikir itu bagus,” tegas rider berusia 23 tahun itu.

Fabio Quartararo 3

Bastianini berhasil memenangkan 4 balapan musim ini, bagaimana Quartararo melihat peluang pembalap asal Italia itu dalam persaingan memperebutkan gelar dunia? “Sebagai pembalap dia hebat, super kuat. Dengan 5 balapan tersisa, dia kurang menjadi pesaing karena dia tertinggal 48 poin. Di Aragon dia menunjukkan balapan yang hebat. Jadi saya melihatnya sebagai rival, tapi tentu saja sedikit lebih jauh dari Pecco dan Aleix,” jawab Fabio Quartararo.

Sang juara bertahan tidak ingin mengubah apapun mengenai strateginya. “Saya akan selalu membalap dengan maksimal. Itu pelajaran yang saya dapatkan di tahun 2020. Setiap kali saya mencuri poin dari Joan (Mir) saya senang. Tapi tahun lalu saya selalu berusaha bertarung untuk meraih kemenangan dan memberikan yang maksimal meski unggul 30 poin. Tahun ini juga, meskipun saya tidak pernah memimpin dalam selisih poin yang besar. Tentu saja saya akan memberikan 100 persen dalam 5 balapan terakhir, tapi saya pernah melakukannya sebelumnya.”

Kecepatan pada balapan akhir pekan lalu membuat pembalap Yamaha itu percaya diri. “Pada akhirnya kami kompetitif di setiap trek, termasuk Red Bull Ring. Saya belum pernah berkompetisi di Aragon di masa lalu, kali ini saya memiliki kecepatan yang cukup kuat. Sayangnya, balapan saya berakhir cukup cepat. Dalam hal kecepatan, tidak ada trek di mana kami tidak cepat. Beberapa keadaan membuat kami sulit untuk menyalip. Tapi saya pikir trek ini cukup bagus untuk kami. Dulu, saya sudah sangat kuat di sini,” imbuhnya.

Bahkan, Quartararo tak hanya finis di podium di Motegi 2019, tapi juga berhasil menembus garis finis pertama di balapan Moto2 2018. Namun, kemenangannya kembali digagalkan (tekanan ban terlalu rendah).

Namun, cuaca bisa menjadi tantangan tambahan saat MotoGP kembali ke Jepang, dengan kemungkinan kondisi basah akhir pekan ini. Bagi Quartararo yang meraih podium MotoGP pertamanya di tengah hujan pada awal musim di Mandalika, tidak ada alasan untuk merasa khawatir.

“Pada 2019 level grip sangat tinggi di sini. Saya juga ingat balapan melawan Marc Marquez dan Dovi, mereka sangat cepat. Dan semakin banyak cengkeraman yang ditawarkan trek, semakin baik bagi kami. Mandalika sangat bagus. Jadi tidak ada alasan untuk takut balapan basah, meski tentu saja saya lebih menikmatinya di lintasan kering,” pungkas Quartararo.

TINGGALKAN BALASAN

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini