Home MotoGP 8 Ducati ‘Cari Hidup Sendiri-sendiri’, Gelar Dunia Tiada Arti!

    8 Ducati ‘Cari Hidup Sendiri-sendiri’, Gelar Dunia Tiada Arti!

    RiderTua.com – Jika di WorldSBK Ducati mendominasi, di MotoGP upayanya tidak mudah. Gelar MotoGP 2022 terancam menjauh setelah crash di Catalunya. CEO Ducati Claudio Domenicali berbicara tentang peluangnya tahun ini. Ujung tombak Ducati, Bagnaia awalnya kesulitan dengan motor baru GP22 di awal musim (Malapetaka pertama bagi penunggang GP22.. Untungnya di beberapa seri terakhir GP22 kembali ke performa tingginya).. Sehingga musim ini diawali dengan performa buruk, ada juga beberapa kesalahan pribadi, namun yang paling disayangkan adalah episode yang tidak menguntungkan di Catalunya akibat Nakagami. Sanksi kepada Nakagami tentu tidak akan mengembalikan poin ke Pecco Bagnaia, tetapi itu akan membuatnya berhenti melakukan manuver serupa di masa depan.

    Di Sachsenring, Ducati hanya memiliki satu kata sandi: kembali menang. Bicara masalah kuantitas: 8 motor Ducati tidak lantas membuat mereka mudah juara dunia. Pertama karena jelas setiap pembalap akan bersaing secara pribadi dan berebut kursi pabrikan (Bestia, Martin, Zarco, Miller). Kedua, karena data tidak bisa begitu saja dipakai, selain motor ada 3 versi berbeda (GP22, GP Hybrid, GP21) belum lagi ada rookie yang datanya belum bisa dipakai karena masih belajar, bisa dikatakan ke-8 pembalap ‘cari hidup sendiri-sendiri’ atau jika kalah didepak seperti Miller karena tahun ini akhir kontrak semua pembalap.

    Claudio Domenicali: Ducati Cepat di Setiap Balapan

    Claudio Domenicali Pecco Martin Bastianini

    Bukan bagian dari konten editorial.

    Crash di tahap awal race Catalunya semakin memperumit pengejaran Pecco Bagnaia ke puncak klasemen kejuaraan MotoGP. Enea Bastiani harus memperbaiki nol poin untuk ketiga kalinya musim ini, sambil berusaha mempertahankan sementara posisi ketiga di klasemen. Fabio Quartararo dan Yamaha melaju dengan langkah pasti, meski M1 lebih lambat di trek lurus. 53 poin di depan Bestia, 66 poin di atas Pecco dari tim pabrikan, 11 balapan masih harus dimainkan. Untuk kembali ke barisan depan juga akan membutuhkan sedikit keberuntungan seperti yang terjadi di Catalunya (ditabrak pembalap lain).

    CEO Ducati Claudio Domenicali belum bisa menerima apa yang terjadi di Catalunya, “Kami membuat kesalahan di awal dengan tim pabrikan (GP22), Bastianini, di sisi lain, memulai dengan sangat kuat. Kami sedikit kurang beruntung, balapan terakhir sulit untuk dikomentari.. Hasil seperti itu (di Catalunya) merugikan kerja ratusan orang: di balapan seharusnya hal itu dilakukan (manuver Taka) dan tidak boleh dimainkan di tikungan pertama”.

    Kini nasib juara dunia Ducati tidak lagi hanya di tangannya sendiri, tetapi juga di tangan Fabio Quartararo yang selalu cepat dan konstan, ketika dia gagal membidik podium, dia mendapatkan poin berharga yang menjaga posisinya tetap aman. Cara yang Bagnaia dan Bastianini juga harus kerjakan. Setelah awal musim yang buruk, GP22 akhirnya menunjukkan potensinya yang tinggi, motor terbaru Ducati ini adalah motor serbaguna yang dapat membidik posisi 3 teratas di trek mana pun, tetapi sejauh ini selalu terjadi dengan rotasi (gantian) bagi para pembalapnya. Claudio Domenicali pada kesempatan pemaparan di WDW (World Ducati Week) berujar, “Kepuasannya adalah kami cepat setiap balapan akhir pekan”.

    Bukan bagian dari konten editorial.

    © ridertua.com

    Iklan pihak ketiga – bukan bagian dari konten editorial.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini