RiderTua.com – Pasca pemecatan pembalap MotoGP, Romano Fenati dari Speed-up di Moto2, muncul perdebatan mengenai kemungkinan kompensasi bagi para pembalap dan apakah gaji minimum di kelas kecil sudah masuk akal. “Saya pikir ada pembalap di Moto3 dan Moto2 yang mendapatkan sesuatu,” jawab Alex Rins, ketika ditanya mengenai gaji minimum di balap motor setelah masalah ini juga dibahas di Komisi Keselamatan. Tidak ada yang konkret dari masalah ini, tetapi ada korporatisme (kontrol oleh kelompok kepentingan besar) tertentu dari para pembalap MotoGP terhadap kelas yang lebih kecil (moto2 dan Moto3). Menurut fakta memang ada beberapa pembalap yang menghasilkan uang di dua kelas tersebut, namun banyak juga pembalap yang berkompetisi dengan biaya sendiri (merogoh koceknya sendiri) untuk bisa balapan.. Mungkin Mir dan Rins juga mendapat pesangon dari Suzuki buat bekal ‘merantau’ ke tim baru?
Gaji Minimum dalam Balap Motor, Apakah Masuk Akal?
Tapi komentar Alex Rins memang benar.. bahwa ada beberapa pembalap yang menghasilkan uang di dua kelas tersebut, namun banyak juga pembalap yang berkompetisi di dalamnya dengan biaya sendiri dan ada juga yang harus merogoh koceknya sendiri untuk bisa bersaing di balap motor. BTW, sampai saat ini, hal ini juga terjadi di kelas MotoGP.

Pertemuan Safety Commission di Le Mans juga membahas tentang pemecatan Romano Fenati. Keputusan tersebut dibuat oleh manajer tim Luca Boscoscuro. Tanpa mengetahui klausul kontrak, banyak sekali pembalap yang berani mempersoalkan keputusan ini. Untuk itu, muncul masalah gaji minimum dan apakah harus ada kompensasi bagi pembalap setelah pelanggaran kontrak oleh pemilik tim.
Menurut Rins, berkaca dari Formula 1, solusi serupa di MotoGP akan masuk akal. Ada rumus yang digunakan, jika terjadi masalah kontrak antara pembalap dan tim. Jika kasus seperti itu muncul, sebuah komite independen harus menengahi untuk menemukan solusi guna menuntaskan masalah tersebut.