RiderTua.com – Sejauh musim ini bergulir, Joan Mir masih menunggu kemenangan perdananya di 2022, dan kemenangan terakhirnya dengan Suzuki. Mir sudah memberi kenangan indah buat tim Jepang itu dengan gelar dunia, Rins podium ke-500.. Menjelang GP Prancis, sebagai peringkat 6 dalam klasemen MotoGP dia percaya diri dan akan fokus pada balapan. Meski dalam klasemen kalah dari Alex Rins (ke-4), pembalap berusia 24 tahun itu tidak melihat dirinya berada dalam bayang-bayang rekan setimnya itu. Mir mengatakan, “Saya sangat terobsesi untuk menang.” Mungkinkah Mir bisa menang sebelum balapan pamungkasnya dengan Suzuki?
Joan Mir: Saya Sangat Terobsesi untuk Menang

Tepat 550 hari berlalu sejak Joan Mir meraih kemenangan pertama dan satu-satunya di kelas MotoGP yakni pada 8 November 2020 di Valencia! Dia belum juga mampu menambah jumlah kemenangannya di kelas utama.
2022 adalah musim keempat Mir di MotoGP. Pada tahun 2020 dia merebut gelar dunia. Tahun 2021 lalu rider asal Spanyol itu berada di peringkat 3 dalam klasemen, tetapi dia hanya meraih satu kemenangan. Saat Mir ditanya, seberapa terobsesinya dia untuk merayakan kemenangan lagi?
Mir menjawab, “Sangat! Seluruh karir saya mengikuti pola yang sama, 1 tahun sebagai rookie dan tahun kedua untuk menang. Dengan begitu saya merasa termotivasi, ketika saya bertarung untuk memperebutkan kemenangan dan menorehkan hasil yang baik.”
“Saya pikir jika saatnya tiba ketika saya tidak bisa menang lagi, saya akan berhenti. Karena di dunia ini ada banyak hal yang tidak begitu diinginkan, contohnya semua perjalanan ini. Terus melakukannya ketika kita tidak punya kesempatan untuk menang, tidak masuk akal menurut saya.”
Apakah tidak kunjung menang juga dapat menyebabkan frustrasi? “Ya.” tegas Mir.
“Kemenangan pertama saya sudah lama berlalu, tapi saya kesulitan untuk menang. Anda harus tahu bagaimana melewati saat-saat sulit. Pada tahun 2021 saya tetap tanpa kemenangan sepanjang musim, dan tidak ada yang terjadi dalam 6 balapan sebelumnya di musim ini. Tapi saya melakoni balapan yang bagus, saya bertarung untuk peringkat dalam klasemen. Dengan kata lain, saya pikir saya menunjukkan performa yang baik. Bisakah saya menjadi lebih baik? Ya, saya bisa. Tapi saya bisa saja lebih buruk,” lanjut rider kekasih Alejandra itu.
Setelah 6 seri, Bastianini berada di peringkat 3 dalam klasemen dan mengoleksi poin yang sama dengan Alex Rins. Apakah ini artinya rekan setimnya itu lebih baik dari Mir (unggul 13 poin)? “Dia tidak punya masalah seperti yang saya alami di Portimao dan dia tidak dijatuhkan. Itulah bedanya. Kalau tidak, saya mungkin akan menyalipnya,” jawab Mir.
Jadi Rins tidak lebih baik dari Mir? “Tidak! Performa kami sangat mirip di hampir semua trek. Alex adalah pembalap yang sangat cepat, dia baik dan konsisten. Awal musimnya sangat bagus. Saya tahu kemampuan rekan setim saya. Aku sangat mengenalnya,” lanjut Mir.
Menyaksikan Mir di lintasan, memberi kesan bahwa salah satu kekuatan besarnya adalah tekadnya untuk menyalip tapi digunakan dengan kurang efisien. “Saya sama sekali tidak setuju dengan pendapat itu. Di Mandalika saya start ke-18 dan finis ke-6. Jika kita finis di urutan ke-8 di grid pada kualifikasi dan kemudian finis di urutan ke-6 dalam balapan, kita hanya menyalip 2 lawan. Dari posisi start 8 hingga posisi 4 ada 4 lawan. Saya masih sama dalam hal itu,” tegasnya.
Joan Mir menambahkan, “Tetapi juga lebih sulit untuk menyalip karena ride height device dan winglet, semuanya baru diperkenalkan. Itu fakta. Saat ini, jika kita berkendara di slipstream pembalap lain dan pembalap di depan mengerem, kita tidak bisa menghentikan motor jika kita mengerem pada saat yang sama dengannya. Kita harus mengerem dulu, kita harus selalu memperhitungkannya.”
“Saya tidak keberatan dalam hal menyalip. Tetapi memang benar bahwa kini aksi menyalip semakin sulit untuk semua pembalap. Sebelumnya keausan ban, kemiringan, wheelie, dan lainnya harus diatur. Sekarang kita mempercepat dan hanya itu.”