RiderTua.com – Setelah 10 tahun, karir MotoGP Danilo Petrucci berakhir di Valencia. Namun, petualangan berikutnya sudah menunggu pembalap berusia 31 tahun itu. Bersama KTM, rider asal Italia itu akan mengikuti balapan reli Dakar pada 2022. Petrucci mengatakan, “Saya tidak tahu bagaimana saya akan dikenang, tapi semoga dengan cara yang fun. Selama bertahun-tahun, saya telah bertemu banyak orang dan berbagi emosi dengan orang-orang yang pernah bekerja dengan saya serta orang lain di paddock.” Kalau admin akan mengenang dia sebagai Aquaman-nya MotoGP.. Podium pertamanya di balapan hujan di Silverstone 2015, dan tim yang paling berjasa membuatnya bisa mencicipi kelas utama adalah Pramac.. Terima kasih Pramac!.
Petrucci Akan Dikenang Sebagai Aquaman MotoGP
Petrux melanjutkan, “Saya selalu berusaha menjadi diri sendiri dan bukan yang lain. Kadang-kadang mungkin membantu untuk tidak menjadi agresif, tetapi, katakanlah untuk lebih dihormati. Tapi saya selalu lebih suka berperilaku apa adanya. Karier saya bisa saja lebih lama, tetapi saya tidak menyesal. Saya memberikan segalanya dan saya berharap saya akan dikenang sebagai pria yang menyenangkan.”
Petrucci mengikuti jalur karier yang tidak biasa. Dia datang melalui kelas Superstock dengan motor CRT (Claiming Rule) yang lebih inferior ke kelas MotoGP. Tapi kemudian dia mendapat kesempatan di tahun 2015. Dia berterima kasih kepada Pramac atas kepercayaannya, saat meraih podium pertama di balapan hujan di Silverstone pada tahun pertamanya.
“Sejak saya datang ke Pramac Ducati pada tahun 2015, saya memiliki kenangan indah, saya memiliki pertarungan yang bagus. Saya datang ke paddock ini dengan cara yang unik, sebagai salah satu dari sedikit pembalap yang tidak memiliki pengalaman di Moto2 atau Moto3. Saya juga tidak memiliki pengalaman GP, tidak ada pengalaman apa-apa. Saya pikir saya satu-satunya, orang terakhir yang berdiri, dari era CRT. Tidak ada yang mengira itu akan bagus untuk MotoGP, tetapi pada akhirnya, begitulah MotoGP baru diciptakan,” imbuhnya.
Petrucci meninggalkan Kejuaraan Dunia MotoGP sebagai pemenang GP dua kali dan dengan total 10 podium. “Memenangkan balapan selalu menjadi salah satu target saya. Tentu saja saya ingin memenangkan MotoGP seperti orang lain, tapi sayangnya saya bertemu dengan pembalap terbaik di dunia dan itu tidak mungkin! Saya dalam kondisi yang baik pada 2019, tetapi ada Marc yang menjadi terbaik dengan Hondanya dan itu sangat sulit. Tapi itu menarik untuk bertarung dengan orang-orang yang saya lihat di TV bertahun-tahun yang lalu,” ujar Petrucci.
Penggemar Ducati khususnya, tidak akan melupakan kesuksesan debut Petrucci di GP Italia 2019. Saat itu dia terlibat duel sengit melawan juara dunia Marc Marquez dan rekan setimnya saat itu Andrea Dovizioso.
Bagi Petrucci sendiri, anehnya momen-momen ini tidak bertahan lama. Dia menjelaskan, “Menang di Mugello mungkin terlalu berat untuk saya pahami, bahwa ini adalah kemenangan pertama saya. Saya banyak memikirkannya. Saya lebih bahagia di Le Mans tahun lalu karena saya lebih memahami apa yang telah saya capai. Di Mugello, setelah melewati garis finis sangat sulit untuk kembali ke pit karena pit lane penuh dengan orang. Hampir tidak mungkin untuk melewatinya. Saya tahu banyak orang ada di sana.”

“Sejak saat itu saya tidak dapat benar-benar mengingat emosi dan segalanya. Apa yang terjadi pada saya. Kita hadir secara fisik, tetapi tidak dengan ‘kepala’ kitaa,” kata Petrux dalam sebuah wawancara.
Hal itu berbeda dengan balapan di Prancis tahun lalu. “Di Le Mans sangat menyenangkan. Di malam hari saya duduk di rumah bersama teman-teman dan orang tua saya, yang telah membantu saya dalam karir panjang saya dan dalam hidup saya untuk mencapai momen ini,” kata Petrucci sumringah.
“Saya lebih suka menangkan Le Mans dulu dan kemudian Mugello. Bukan karena pestanya, tapi karena ledakan emosinya. Ekspektasi tinggi di Mugello ketika kita bersaing dalam balapan untuk Ducati, itu adalah pertarungan besar dan setelah itu banyak orang menarik saya dari sisi ke sisi. Itu sulit. Aku masih perlu mengerti. Mungkin perlu beberapa tahun sebelum saya menonton balapan lagi dan kemudian berkata, ‘Ah, sekarang saya ingat!'” pungkas Petrucci sambil tersenyum.