RiderTua.com – Beberapa saat lalu diberitakan Quartararo mengancam tidak akan tanda tangan kontrak 2023 sebelum melihat perubahan top speed Yamaha M1. Rupanya pihak Yamaha baik Lin Jarvis dan Takahiro Sumi berusaha meredam gejolak ini.. Yang menarik disini Yamaha sekarang ‘sadar’ setelah sekian lama permintaan ini tidak digubris oleh para insinyur Jepang karena merupakan filosofi atau DNA Yamaha yang mengandalkan kekuatan menikung (Cornering Speed). Meskipun kita harus menunggu batas akhir sampai Sepang apakah benar ucapan Yamaha ini dibuktikan, namun paling tidak Yamaha terlihat melunak..
“Tahun depan kami akan berhadapan dengan delapan Ducati, jadi jika motor kami tidak melaju kencang, itu akan membebani pembalap. Jika kita tidak membuat motor yang pembalapnya dapat menunjukkan kekuatannya dan bertarung dengan Ducati, pembalap Yamaha akan frustrasi. Jadi saya ingin mempercepat pengembangan dan membuat motornya mampu bertarung (dengan Ducati)”… Nah, kenapa tidak dari dulu saat Rossi dan Vinales minta top speed ditambah, bahkan di musim terakhir Vinales mengeluh motornya kekurangan power (under power) bahkan untuk menyalip motor rookie Ducati (M1 lack of power), baru sadar? (Artikel ini bukan untuk narasi konten Youtube..!)
Bagaimana Yamaha bisa mengembalikan performa Quartararo setelah tahun 2020 drop dan tahun 2021 menjadi juara dunia?.. Faktor kuncinya adalah Frame dan faktor pembalap.. Tujuan insinyur Yamaha adalah untuk mengembalikan perasaan baik antara pembalap dengan kembali pada sensasi dari frame (sasis) motor 2019. “Kuncinya adalah perasaannya di bagian depan motor. Fabio adalah pembalap yang ingin memacu dirinya hingga batasnya. Ketika dia memiliki perasaan yang baik, dia bisa mencapai batasnya, tetapi dia tidak bisa melakukannya ketika dia tidak memiliki perasaan yang baik. Motor tahun ini memberinya perasaan ini. Saat pembalap memacu maksimal, motor dapat merespon dengan benar, yang berarti frame tahun ini sangat cocok dengan perasaan Quartararo.” (Artikel ini bukan untuk narasi konten Youtube..!)
Sudah terlihat mulai tes Misano dan terlebih lagi di Jerez, perhatian para insinyur Yamaha telah beralih ke prototipe 2022. Ada kecenderungan untuk meminimalkan gejolak pembalap juara baru yang menginginkan top speed ditambah. “Tahun depan kami akan berhadapan dengan delapan Ducati, jadi jika motor kami tidak melaju kencang, itu akan membebani pembalap. Jika Anda tidak membuat motor yang pembalapnya dapat menunjukkan kekuatannya dan bertarung dengannya, pembalap akan frustrasi. Jadi saya ingin mempercepat pengembangan dan membuat motornya mampu bertarung”. (Artikel ini bukan untuk narasi konten Youtube..!)
Artinya kemauan Quartararo akan dituruti Yamaha sehubungan dengan kalah speed dengan Ducati… Kenapa tidak dari dulu..?
RiderTua.com - Chery telah sukses dalam menjual Omoda E5 di Indonesia sejak diluncurkan bulan Februari lalu. Mobil SUV listrik ini…
RiderTua.com - Pada konferensi pers di Jerez, Jorge Martin menjelaskan bahwa dia masih perlu meningkatkan diri di GP Spanyol. Rider…
RiderTua.com - Toyota cukup sukses dalam menghadirkan Kijang Innova Zenix sejak setahun lalu di Indonesia. Sebab mobil medium MPV ini…
RiderTua.com - Mini memang dikenal dengan sejumlah produknya yang memiliki kualitas tinggi. Termasuk mobil listrik pertamanya yang dirilis beberapa tahun…
RiderTua.com - Mitsubishi memiliki beberapa mobil SUV yang dijualnya di pasar global. Salah satunya ASX, yang sebenarnya merupakan versi Eropa…
RiderTua.com - Ketika berbicara tentang sirkuit Jerez, Fabio Quartararo teringat kembali kesuksesannya di masa lalu. Dalam 4 tahun terakhir, rider…
Leave a Comment