Home MotoGP Carlo Pernat: Ketika Rossi Muak, Dia Akan ‘Menutup Pintu’ untuk Selamanya

    Carlo Pernat: Ketika Rossi Muak, Dia Akan ‘Menutup Pintu’ untuk Selamanya

    RiderTua.com – Carlo Pernat adalah mantan manajer Valentino Rossi dalam karir profesional pertamanya. Di mana saat itu dia terikat kontrak tiga tahun di Kejuaraan Eropa (tahun 1995), kemudian pindah ke Kejuaraan Dunia 125cc. Aldo Drudi, teman Graziano, meyakinkan Pernat, memintanya pergi dan melihat anak itu (Rossi). “Dia terlihat agak mirip denganku, blak-blakan, selalu siap bercanda, bahkan sedikit nakal… Dan kemudian di trek dia melesat yang membuat saya berpikir dia pembalap ‘gila’ atau juara. Saya langsung jatuh cinta,” kata Pernat. “Vale adalah seseorang yang, jika dia menemukan sisi yang tidak dia sukai, dia akan menahan diri sementara waktu, tetapi ketika dia muak, dia akan ‘menutup pintu’ selamanya, bahkan jika itu bertentangan dengannya,” katanya. Kisah Rossi dan Honda dan Marquez mungkin bisa menjadi contohnya.. Saat di Honda, Valentino selalu mendengar bahwa kesuksesannya terutama karena motor yang luar biasa, bukan pembalapnya. Mungkin pertama dia mencoba bertahan, dan ketika sudah tidak kuat dia membalas ucapan itu dengan pindah ke Yamaha..

    Carlo Pernat: Ketika Rossi Muak, Dia Akan ‘Menutup Pintu’ untuk Selamanya

    Di penghujung tahun 1997 Valentino Rossi harus bertukar mekanik dengan Capirossi.. Namun Rossano Brazzi (mekaniknya Capirrosi) juga memiliki karakter yang agak tertutup, sulit menemukan kecocokan dengan Rossi saat itu. “Vale adalah seseorang yang, jika dia menemukan sisi yang tidak dia sukai, tinggal di sana untuk sementara waktu (menahan diri sementara), tetapi ketika dia muak, dia ‘menutup pintu’ untuk selamanya, bahkan jika itu bertentangan dengannya. Terkadang dia membuat keputusan sesuai dengan mood saat itu, dia tidak pernah menjadi programmer. Saya tidak mengatakan bahwa dia selalu hidup untuk hari ini, tetapi dalam jangka pendek ya. Contohnya pada konferensi 2015 di Malaysia dengan Marquez. Jika dia memikirkannya berulang kali, mungkin dia tidak akan melakukannya”.

    Bukan bagian dari konten editorial.

    Carlo Pernat

    Kisah Rossi dan Honda

    Musim 1997 adalah kemenangan pertama Valentino Rossi dan mulai menyadari potensinya. Kemudian tahun 1999 dia bisa memenangkan Kejuaraan Dunia 250cc, dan tahun berikutnya dia adalah pembalap yang komplit. Dia meminta naik kelas ke 500cc tanpa  takut sama sekali. “Dia menginginkan motor Honda, dia pergi ke sana dan dia memenangkannya,” kenang Carlo Pernat.

    Namun apa yang terjadi berikutnya setelah di Honda kita semua tahu, ada perbedaan pendapat dengan insiyur tentang motor atau pembalap yang bagus.. Saat di Honda, Valentino selalu mendengar bahwa kesuksesannya terutama karena motor yang luar biasa. “Saya ingin menunjukkan bahwa pembalap membuat perbedaan,” ujarnya kesal waktu itu. Itulah mengapa Vale pindah ke Yamaha pada tahun 2003, di mana dia memenangkan balapan pertama di Welkom dan kemudian merebut gelar juara dunia 2004 di M1. Itu adalah gelar pertama di kelas utama sejak Wayne Rainey pada tahun 1992.Valentino Rossi Carlo Pernat 1

    Bukan bagian dari konten editorial.

    Carlo Pernat juga memberi penilaian pada Rossi tentang level psikologisnya. “Saya memanggilnya ‘Black & Decker Drill’ karena mentalnya sangat kuat, sehingga dia bisa mengolok-olok (bercanda) dengan semua orang… Salah satu contoh lainnya adalah saat perpisahan Valencia, semua orang menangis dan bersemangat, Rossi tidak, dia bersenang-senang,” pungkas Pernat..

    © ridertua.com

    Iklan pihak ketiga – bukan bagian dari konten editorial.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini