RiderTua.com – Usai mengalami Highside, Darryn Binder kini tahu cara menangani motor prototipe dan Michelin… Pada tes hari Kamis dengan selisih waktu 4,4 detik, Darryn Binder akhirnya berhasil menyelesaikan tes pertamanya di Yamaha M1, 3 detik di belakang waktu tercepat Pecco Bagnaia (Ducati). Namun, rookie dari tim WithU Yamaha RNF itu juga harus mengalami highside di Tikungan 9 tidak lama setelah pukul 1 siang (waktu setempat) pada hari Jumat. Di hari kedua tes MotoGP, pembalap berusia 23 tahun itu harus melakukan hard take-off pertama di tes Jerez. Beda dengan moto3 motor MotoGP tidak mau diajak pelan, karena melaju terlalu pelan suhu ban turun dan motor akan melemparkan pembalap (highside)..
Lebih lanjut Darryn mengatakan, “Pada Jumat pagi, saya merasa dapat melanjutkan pekerjaan yang saya tinggalkan pada hari Kamis. Itu bagus. Awalnya saya hanya memasang ban dan sprint. Saya menjadi lebih cepat, tetapi ketika kami akan mulai melakukan sedikit ride height device dan hal-hal seperti itu, saya mengalami crash yang cukup keras. Sayangnya, itu benar-benar memperlambat kemajuan. Kemudian saya menghabiskan 1 jam untuk berbaring di lantai truk dan melakukan peregangan.”
Sore harinya Darryn Binder kembali ke trek, tapi dia kembali harus ‘meraba-raba’ jalan terlebih dulu. “Saya benar-benar merasa tidak dalam kondisi terbaik saya. Tetapi pada akhirnya kami mencoba beberapa hal kecil, sedikit pada elektronik, dan saya juga menggunakan ride height device dan hal-hal seperti itu. Kami juga mencoba ban medium dan soft. Itu hanya tentang mengenal berbagai hal dan melahap lap demi lap,” imbuh adik Brad Binder (KTM) itu.
Terlepas dari insiden yang menyakitkan itu, Darryn menekankan, “Saya hanya bisa menikmatinya. Saya benar-benar merasa bahwa tanpa crash ini kami bisa mengambil langkah yang lebih besar. Kami kehilangan banyak waktu berharga dalam kondisi suhu yang baik. Sayangnya, justru hal-hal ini terjadi. ‘Hidup dan belajar’, kita terus belajar. Saya akan mencoba untuk tidak membuat kesalahan ini lagi.”
Bagaimana kecelakaan itu terjadi? Darryn menjawab, “Saya melakukan 2 kali lap dengan ban medium dan menyadari bahwa dibutuhkan lap yang baik untuk membuat ban belakang mencapai suhu. Banyak orang juga menasihati saya bahwa, kita harus berhati-hati dalam menaikkan suhu ban sebelum memacu. Saat saya keluar dari pit lane, saya melihat pembalap lain mendekati trek. Saya melahap 5 tikungan pertama dengan normal, dan kemudian perlahan-lahan menuruni trek lurus untuk membiarkan pembalap cepat lewat sehingga saya tidak akan mengganggunya.”
“Setelah itu saya melanjutkan lap saya, tetapi karena saya mungkin membalap terlalu pelan, saya pikir suhu ban telah banyak turun. Saya tidak memacu sama sekali, saya masuk ke tikungan dengan sangat lambat, tetapi sayangnya saya mengalami highside yang keras. Itu terjadi angin yang sangat kencang berhembus trek. Saya pikir beberapa hal berperan. Sekarang setidaknya saya tahu dari pengalaman saya sendiri, bahwa saya harus memacu ketika saya keluar di trek, tapi tidak terlalu kencang dan pasti juga tidak terlalu pelan. Masalah dengan suhu ban sangat rumit.”
Sebagai rookie dari kelas Moto3, pembalap asal Afrika Selatan itu sangat disoroti. Apakah itu sebabnya dia merasakan tekanan ekstra selama tes Jerez? “Tidak sama sekali. Tim sangat membantu. Semua orang sangat santai. Kami hanya melihatnya sebagai tes shakedown awal, di mana saya seharusnya hanya mengendarai motor,” jawab Darryn.
“Kami akan mulai bekerja tahun depan. Ada tes shakedown di Malaysia untuk rookie dan langsung tes Malaysia setelah itu. Kami dapat mulai bekerja dengan baik. Sampai saat itu, ini hanya tentang perlahan-lahan merasakan jalan kita. Belajar sebanyak mungkin tentang semua yang saya butuhkan untuk mengendarai motor ini, dan kemudian mulai menggabungkan semuanya. Tidak ada bedanya apakah saya membalap dengan catatan waktu 1:39 atau 1:38 menit. Saat ini saya hanya perlu belajar dan memahami,” pungkas pembalap yang lompat dari Moto3 langsung ke MotoGP itu.
RiderTua.com - Wuling masih menjadi pemimpin penjualan mobil listrik di Indonesia pada Maret lalu. Binguo yang mampu menjadi model BEV…
RiderTua.com - Hyundai tidak hanya menghadirkan low MPV Stargazer di Indonesia, tetapi juga MPV mewah Staria. Nyatanya model ini hadir…
RiderTua.com - Marc Marquez kehilangan peluang meraih kemenangan di GP Amerika karena masalah pengereman, sehingga rider Gresini Ducati itu gagal…
RiderTua.com - Dirt Freak Jepang yang menyediakan banyak sparepart modifikasi, kini mereka mengenalkan Honda CB350 RS yang telah dimodifikasi menjadi…
RiderTua.com - Toyota memang cukup sukses dalam menjual mobil di Indonesia, terbukti dengan angka penjualannya yang tinggi selama ini. Bahkan…
RiderTua.com - Tidak bisa dipungkiri kalau Daihatsu mampu menjadi salah satu merek mobil terlaris di Indonesia. Walau mereka lebih unggul…
Leave a Comment