RiderTua.com – Krisis chip semi-konduktor sudah membuat produsen otomotif pusing tujuh keliling. Bagaimana tidak, dengan semakin menipisnya stok, membuat produksi mobil mulai terganggu. Maruti Suzuki menjadi ‘korban’ dari krisis chip semi-konduktor, sehingga produksinya terganggu. Ditakutkan kalau gangguan ini bisa berdampak pada distribusi stok mobil Suzuki di negara lain seperti Indonesia.
Maruti Suzuki Alami ‘Gangguan’ Produksi Karena Krisis
Tentu krisis chip ini menjadi krisis berskala global dan membuat banyak industri terdampak karenanya. Terlebih industri otomotif yang membutuhkan komponen tersebut dalam produksi mobil. Merek seperti Suzuki bakal kewalahan dalam menghadapi krisis tersebut.
Walau demikian, disebutkan kalau Suzuki di India (Maruti Suzuki) dianggap mampu menghadapi krisis chip jika dibandingkan dengan merek lainnya. Tapi tetap saja, Maruti Suzuki harus melakukan pengurangan produksi hingga 40-60 persen. Dengan begitu mereka dapat menghemat stok chip yang tersisa.
Bisa Berdampak Panjang
Pengurangan kapasitas produksi ini dipastikan bakal menganggu distribusi mobil baik di dalam maupun luar negeri. Indonesia contohnya, dimana Suzuki masih mendatangkan langsung sejumlah produk dari India, seperti Baleno dan SX4 S-Cross. Tapi soal apakah nanti akan berdampak kesini, Suzuki Indomobil Sales (SIS) masih terus memantau perkembangannya.
Mereka juga belum melihat kalau terjadinya gangguan produksi mobil di India akan berdampak ke Indonesia. Tapi baik Baleno maupun SX4 bukan produk unggulan di Tanah Air, bisa jadi itu takkan menganggu penjualan Suzuki. Apalagi SIS lebih mengandalkan penjualan model seperti Carry, Ertiga, dan XL7, yang semuanya dirakit lokal.
SIS masih terus memantau apakah kondisi tersebut bisa berdampak pada distribusi unit mobilnya atau tidak. Tapi sejauh ini belum ada penurunan penjualan mobil Suzuki yang begitu signifikan di Tanah Air. Memang karena Suzuki tak terlalu bergantung pada model yang didatangkan dari luar, hanya model rakitan lokal saja.
