RiderTua.com – Nampaknya krisis chip semi-konduktor sudah semakin memburuk di seluruh dunia. Krisis ini juga berdampak sampai ke industri otomotif, sehingga memaksa produsen untuk menghentikan sementara atau mengurangi produksinya. Seperti Mitsubishi, yang akan melakukan pengurangan produksi mobil hingga 30 ribu unit. Pengurangan ini akan diberlakukan di tiga negara, termasuk Indonesia.
Baca juga: ‘Edisi Perpisahan’ Mitsubishi Pajero Hadir di Australia
Mitsubishi akan Mengurangi Produksi Mobilnya
Dampak dari krisis chip tersebut semakin memuat industri di berbagai bidang teknologi kacau balau. Bagaimana tidak, komponen ini sangat penting, terutama untuk pengembangan dan produksi mobil. Namun kondisi sekarang yang belum memulih mulai memaksa produsen untuk mengurangi kegiatan produksinya.
Mitsubishi menjadi salah satu diantaranya yang terdampak krisis chip semi-konduktor, sehingga mereka harus mengurangi produksi mobilnya. Disebutkan kalau mereka bakal mengurangi 30 ribu unit mobil di tiga negara, yaitu di Jepang, Thailand, dan Indonesia. Artinya, kemungkinan unit yang akan dipasok ke dealer bisa berkurang, entah itu rakitan dalam negeri atau didatangkan langsung dari luar.

Banyak yang Terdampak
Entah model Mitsubishi mana saja yang terdampak, tapi kemungkinan hampir semuanya yang kena dampak tersebut. Sepertinya Mitsubishi Motor Indonesia harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Walau sejauh ini mereka masih mampu memenuhi semua permintaan yang didapat dari insentif pajak mobil.
Tak hanya Mitsubishi yang terdampak oleh krisis ini, tetapi juga hampir semua produsen mobil di seluruh dunia. Contohnya Hyundai yang harus menghentikan sementara produksi Ioniq 5 dan Kona EV di Korea Selatan, padahal Ioniq 5 masih tergolong baru di pasar. Sementara itu, Nissan melakukan hal serupa dengan Hyundai, hanya saja dihentikan selama tiga hari.
Kemudian Suzuki dan Toyota juga senasib dengan Hyundai dan Nissan, dimana keduanya harus menghentikan sementara produksinya akibat krisis chip ini. Sepertinya apa yang dilakukan keempat produsen tersebut berbeda dengan Mitsubishi, yang masih terus memproduksi mobil. Hanya saja kapasitasnya dikurangi demi menghemat stok chip-nya yang tersisa.