RiderTua.com – Aleix Espargaro menyimpulkan motor Aprilia miskin cengkeraman, tidak ada grip, justru di kala trek mengering.. Cuaca di balapan seri MotoGP Prancis di Le Mans membuat para pembalap mengalami banyak masalah yang akibatnya banyak dari mereka yang terjatuh sehingga gagal finis. Dan nasib buruk juga dialami pembalap Aprilia Racing Team Gresini itu, meski tak sampai jatuh tapi dia hanya finis di posisi ke-14. Sama seperti pembalap lain, ban yang menjadi sumber masalahnya.
Aleix Espargaro: Motor Aprilia Miskin Cengkeraman
Masalah terbesar Aleix Espargaro pada MotoGP Prancis di sirkuit Bugatti Le Mans, adalah traksi dari motor Aprilia RS-GP20 yang dia kendarai. Dia menjelaskan “Itu adalah akhir pekan yang mengecewakan karena kami benar-benar kekurangan cengkeraman. Di awal balapan, saat trek sangat basah, masih oke buat saya karena start saya bagus. Saya bisa masuk 8 besar.”

“Setelah 10 lap, trek menjadi lebih kering dan lawan saya menemukan lebih banyak grip, dimana hal itu tidak terjadi pada saya. Saya harus melaju dengan hati-hati untuk menghindari terlempar dari motor (high side), dan itulah mengapa kami jauh tertinggal dari hasil yang kami inginkan.”

“Motor Aprilia Miskin Cengkeraman” (Wet Race)
Saat balapan, Espargaro menggunakan ban depan dan belakang lunak. Lebih lanjut dia berkata, “Tidak peduli panas atau dinginnya, kami selalu menggunakan komposisi ban yang sama. Tapi grip kami tidak pernah ada.”
“Kami sedang mengerjakan berbagai hal untuk memperbaiki masalah kami, yang mungkin terkait dengan sasis. Semakin rendah suhunya, semakin banyak masalah yang kita hadapi. Tapi yang penting saya, bisa menyelesaikan balapan pada hari Minggu.”

Sang Adik Naik Podium di Le Mans
Sementara itu adik Aleix, yakni Pol Espargaro berhasil finis ke-3 di MotoGP Prancis- Le Mans dengan KTM-nya. Pol berhasil naik podium untuk ketiga kalinya dalam lima seri balapan musim ini. Terlepas dari masalahnya sendiri, Aleix ikut merasa senang atas pencapaian adik laki-lakinya itu
“Saya memberinya selamat dengan sepenuh hati karena saya tahu seberapa keras dia bekerja, dan saya tahu betapa kerasnya dia berjuang di awal musim. Tentu saja, saya ingin bisa bertarung memperebutkan podium bersamanya. Kami harus menjadikan KTM sebagai panutan,” pungkas pembalap 31 tahun itu.