RiderTua.com – Gaya balap Francesco Bagnaia telah beradaptasi dengan Si Merah Desmosedici. ‘Pecco‘, seperti Jorge, memiliki gaya menikung yang ‘lebih bulat’ yang bisa sangat efektif jika dikombinasikan dengan mesin dengan tenaga besar Ducati. Dia juga diasuh oleh mantan kepala mekanik Lorenzo saat di Ducati yaitu Cristian Gabarrini.. Pecco Bagnaia akhirnya menemukan kunci untuk membuka sekotak potensinya di kelas MotoGP dengan mesin V4 Ducati. Semua berkat pendekatan teknis yang tidak dilakukan pembalap lain di Ducati. Jika ini benar, Ducati akan genggam erat murid VR46 ini seperti yang dilakukan Yamaha dengan Quartararo sebagai bibit unggul muda di timnya… Sebaliknya pembalap resmi, Petrucci dan Dovi tampaknya jauh dari kata harmonis.. Mungkinkah Bagnaia Si Anak Hilang Itu..?.. Dan akan mengerikan, karena gaya balap Bagnaia beradaptasi seperti Lorenzo di Ducati..
Selain faktor teknis ada alasan mental bagi Pecco yang membuatnya semakin kuat tahun ini. Dia menemukan tempat yang nyaman di MotoGP. Dia merasa cocok dengan Pramac, timnya, chief engineer Cristian Gabarrini hingga manajer tim Francesco Guidotti.
Aspek teknis dalam mengendalikan Desmosedici GP20 sangat berperan. Anak didik VR46 ini harus mengubang gaya balap sehubungan dengan ban Michelin. Melaju lebih ‘utuh’ di tikungan ( rounded riding style), tetapi langkah yang paling penting adalah kualitas pengereman. Pecco terlepas sebagai pembalap kuat, dia lebih baik dalam memanfaatkan tikungan, kualitas pengeremannya yang luar biasa menjadi kuncinya. Bahkan Andrea Dovizioso memuji kemampuan pengereman Bagnaia..
Bahkan kunci kenapa Lorenzo bisa kuat dengan Ducati adalah ketika dia berhasil menafsirkan pengereman yang terbaik. Dalam kasus itu Lorenzo juga butuh lebih dari satu tahun untuk membuka kunci rahasia kekuatan Ducati. Meskipun dalam kasus itu Jorge ditemani Gabarrini, salah satu teknisi terbaik yang pernah bekerja bersama pembalap sekaliber Stoner, Marquez dan Lorenzo.
Pecco, seperti Jorge, memiliki gaya menikung yang ‘lebih bulat’ yang bisa sangat efektif jika dikombinasikan dengan mesin besar Ducati. dan ini sudah merupakan grand desain dari Gigi Dall’igna bahwa kenapa Bagnaia diasuh oleh Gabarrini karena ada kesamaan gaya balap antara Francesco Bagnaia dan Jorge Lorenzo.
Selain itu, peningkatan performa Bagnaia terjadi tanpa mendistorsi (mengutak atik) setingan dasar motor, tanpa merusak DNA asli Ducati GP20. Tetapi lebih memilih kontinuitas.. melanjutkan yang sudah ada. Dimana Pecco membangun kekuatan aslinya setelah sesi sebenarnya. Sekarang hanya dibutuhkan ketenangan dan ketekunan untuk melanjutkan jalan yang ditemukan dalam bulan-bulan ini, tetapi tidak ada keraguan bahwa optimisme untuk masa depan jauh lebih besar. Kerusakan mesin di Jerez harus dilupakan oleh pembalap namun tidak dengan teknisi Ducati… PR.. (rt/bdr)
This post was last modified on 2 Agustus 2020 08:51
RiderTua.com - Mitsubishi memiliki beberapa mobil SUV yang dijualnya di pasar global. Salah satunya ASX, yang sebenarnya merupakan versi Eropa…
RiderTua.com - Ketika berbicara tentang sirkuit Jerez, Fabio Quartararo teringat kembali kesuksesannya di masa lalu. Dalam 4 tahun terakhir, rider…
RiderTua.com - Citroen telah memastikan akan memulai produksi mobilnya di Indonesia pada Juli mendatang. Model yang akan dirakitnya untuk pertama…
RiderTua.com - Bagaimana jika Marc Marquez tetap melanjutkan dengan Honda?.. 'Saya bisa patah semangat ' katanya... Marc Marquez dipindahkan dari…
RiderTua.com - Salah satu skutik Yamaha yang berkolaborasi dengan FILA yakni sebuah brand fashion terkenal, menghasilkan edisi spesial dari Fazzio…
RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…
Leave a Comment