RiderTua.com – Nissan Motor Indonesia (NMI) mengumumkan penutupan pabrik yang tersisa di Purwarkarta, Jawa Barat. Banyak yang mulai mempertanyakan kenapa NMI melakukan itu. Sebagian menganggap Nissan kalah saing dengan kompetitornya di pasar otomotif Tanah Air. Lalu apa benar begitu?
Baca juga: Harga Mobil Impor Nissan di Indonesia Masih Terjangkau ?
Nissan Kalah Saing di Tanah Air ?
Sebenarnya NMI sendiri tak hengkang dari Indonesia, tak seperti divisi mobil murahnya, Datsun. Meski begitu, kini Nissan harus mendatangkan produknya dari negara lain, seperti dari Thailand atau Jepang. Serena misalnya, dimana model generasi kelimanya dikirim dari Jepang.
Dengan penutupan pabrik ini, muncul dugaan kalau Nissan kalah saing dari merek mobil lainnya. Terutama merek terbaru seperti DFSK dan Wuling, yang kini bisa menjual mobil dalam jumlah cukup banyak. Ditambah lagi kehadiran MG (Morris Garage) akan membuat Nissan makin dibuat ‘kelar’.
Banyak Pesaing, Tak Bisa Bersaing?
Salah satu pengamat menyebut kalau Nissan keliru dalam memutuskan strategi penjualan di Indonesia. Mereka hanya mengikuti konsep desainnya sendiri, sehingga Nissan hanya bisa masuk segmen pasarnya saja. Maka tak heran jika angka penjualannya menurun, walau tak terlalu signifikan.
Tak hanya itu, makin banyaknya merek baru di Indonesia membuat pemain lama semakin terpinggirkan. Nissan sepertinya yang kena dampak lebih parah dari kompetitor lainnya, karena lihat saja penjualannya yang mulai dikalahkan oleh Wuling. Walau merek ini terhitung baru tinggal di Indonesia sekitar dua tahun lamanya.
Sepertinya persaingan yang semakin ketat harus membuat NMI mencari strategi lain untuk bisa bertahan, setelah Datsun pergi. Mungkin ini akan menjadi masa yang sangat sulit, karena Nissan Global sendiri sedang memperbaiki kondisinya setelah ditimpa berbagai masalah.