
RiderTua.com – Mobil pikap kini menjadi jenis kendaraan yang paling diincar di Indonesia. Terutama yang jenis pikap double cabin alias d-cab. Model ini sering dipakai pada area pertambangan atau perkebunan. Tapi kalau pikap D-Cab dipakai sebagai mobil harian memang ada ‘untung dan ruginya’?

Baca juga: Hasil Penjualan Mobil Anjlok di Kuartal Pertama 2020 !
Pikap D-Cab Sebagai Mobil Harian Ada ‘Untung dan Ruginya’ ?
Seperti yang diketahui sebelumnya, pikap double cabin/d-cab biasa digunakan sebagai mobil dinas. Atau sering digunakan pada area pertambangan seperti tambang batu bara. Biasanya model 4×4 yang digunakan, karena lebih diandalkan saat melewati jalan yang tak mulus.
Walau begitu, ada juga yang menggunakan pikap d-cab sebagai mobil harian. Jalan mulus maupun bergelombang bahkan banjir sekalipun tak jadi masalah bagi pemilik mobil ini. Apalagi sistem suspensinya dianggap lebih baik dari mobil penumpang biasa.
Daya angkutnya juga cukup diandalkan berkat bak terbukanya. Tentu siapa yang tidak ingin mobil pikap double-cabin yang bisa muat banyak barang. Tapi kalau ada sisi untungnya, ada juga sisi ‘tak menguntungkannya’.

Sisi tak menguntungkan yang dimaksud adalah ukuran bodinya yang cukup besar. Kebanyakan pikap d-cab saat ini memiliki bodi yang bongsor, sehingga kurang cocok dikendarai di jalan kecil. Kemudian karena masih berjenis pikap, pemilik harus melakukan pengujian mobilnya tiap enam bulan sekali.
Tentu terdengar merepotkan, tapi sebaiknya ambil sisi positifnya saja. Setidaknya double-cabin bisa muat banyak orang (di dalam kabin mobil, bukan di baknya, ya) dan banyak muatan.