RiderTua MotoGP – Seri Sachsenring membuka kembali penyakit lama yang masih di derita Ducati. Masalah itu sebenarnya telah berlangsung lama. Asa jabanin kecepatan Honda, menjadi tujuan utama tim musim ini. Di GP Jerman, alih-alih tampil lebih kompetitif, posisi keempat Petrucci, dan kelima bagi Dovizioso bukan hal yang menggembirakan bagi penantang gelar dunia. Bahkan mereka terlihat kalah cepat dibanding Yamaha dan Suzuki. Marc Marquez pindah Ducati? masalah Cornering Speed Desmosedici teratasi !
Dovi sudah terlalu lama menderita dengan masalah ini. Teriakannya mungkin didengar, namun tidak kunjung teratasi. Upaya Honda dalam masalah yang sama bahkan sedang dilakukan dengan pengujian oleh ketiga pembalap mereka ( Marc, Lorenzo dan Bradl) dengan solusi frame karbon salah satunya. “Kecepatan menikung ( cornering speed) yang kita miliki sekarang ini mengkhawatirkan, karena kita tidak berada dalam situasi tahun lalu. Di mana dari balapan ke balapan kita dapat memainkan peranan. Saat ini, menurut saya kita tidak memiliki kecepatan ini dibandingkan dengan yang lain. Ini mengkhawatirkan karena selain fakta bahwa Marquez lebih kompetitif daripada tahun lalu, ada pembalap lain yang jauh lebih kompetitif.” kata Dovizioso ( crash.net, 07/07/19).
Masalah yang harus diselesaikan oleh Ducati adalah tahun lalu Dovizioso memenangkan balapan di GP Austria. Andrea khawatir tidak bisa melakukan hal yang sama di sirkuit yang seharusnya sangat kuat baginya. Jadi apa yang harus dilakukan Ducati untuk dapat memecahkan masalah kecepatan saat menikung?
Di awal musim, bos tim Ducati sebetulnya paham dengan masalah ini, namun menurutnya tidak perlu khawatir,
“Kami ingin kurangi kelemahan kami dengan motor lawan saat di tengah tikungan ( mid corner). Kesenjangannya itu tidak terlalu besar, namun mereka juga memiliki kelebihan dalam fase itu. Sehingga kami juga mengupayakan beberapa ide seperti mengubah kekakuan sasis, pusat distribusi massa dan sebagainya,” kata Gigi Dall’Igna ( Motorsportmagazine, 08/01/19).
Namun hingga paruh pertama musim 2019 berakhir masalah itu tak kunjung selesai…
Di tim Borgo Panigale hanya ada satu nama Casey Stoner, yang berhasil mengendalikan Desmo tanpa menuntut. Membawanya ke level tertinggi dengan gelar dunia tahun 2007. Jika semua cara gagal menyelesaikan masalahnya, tim merah harus mencoba mengambil cara yang berbeda, mungkin dengan menyewa pembalap dengan karakteristik balap yang lebih mirip dengan Stoner, seperti Marc Marquez. Atau bisa jadi mencoba melamar Marc Marquez ?
Dovizioso, mungkin tidak menyerah, bahkan tanpa memiliki pembalap seperti Stoner atau Marquez, dapat membawa Desmosedici ke puncak kejayaannya kembali. Mungkin juga di masa depan, Marc Marquez akan datang ke Ducati untuk menerima tantangan itu. Namun untuk saat ini akan menyenangkan bila dapat melihat Andrea Dovizioso berhasil dalam menyelesaikan masalah ini.
RiderTua.com - Citroen telah memastikan akan memulai produksi mobilnya di Indonesia pada Juli mendatang. Model yang akan dirakitnya untuk pertama…
RiderTua.com - Bagaimana jika Marc Marquez tetap melanjutkan dengan Honda?.. 'Saya bisa patah semangat ' katanya... Marc Marquez dipindahkan dari…
RiderTua.com - Salah satu skutik Yamaha yang berkolaborasi dengan FILA yakni sebuah brand fashion terkenal, menghasilkan edisi spesial dari Fazzio…
RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…
RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…
RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…
Leave a Comment