Home MotoGP Terbongkar! Pantesan Quartararo Jadi Bahan Ejekan, Media Jerman Menguak Ketidakadilan Itu!

    Terbongkar! Pantesan Quartararo Jadi Bahan Ejekan, Media Jerman Menguak Ketidakadilan Itu!

    Fabio Quartararo

    RiderTua MotoGP – Tepatnya setahun silam, tim Petronas Yamaha diejek, alih-alih merekrut Juara Dunia Jorge Lorenzo. Atau pembalap berpengalaman seperti Dani Pedrosa, namun justru memakai seorang pembalap yang “tidak jelas” statusnya seperti Fabio Quartararo. Juara dunia juga tidak… peringkat 10 dunia di kelas Moto2 dan Moto3 juga terseok-seok. Apa sih kelebihannya?.. Namun sekarang para pengkritik dibuat tertawa kecut. Ada Kondisi yang membuat bintang El Diablo -julukan Quartararo meredup tak terpancar.. Pantesan Quartararo jadi bahan ejekan.. Berikut faktanya…Dilansir media berbahasa Jerman speedweek.com

    Fabio Quartararo Assen

    Quartararo jadi bahan ejekan

    Jebolan Kejuaraan Repsol-Moto3 CEV ini memang mendominasi di Eropa. Namun setelah turun di kejuaraan dunia MotoGP di kelas Moto2 dan Moto3 banyak alami ‘ketidak adilan’. Banyak hal yang membuatnya terhambat dan tidak pantas disebut “Next Marquez”. Berikut fakta ketidak adilan itu.

    Di Kejuaraan Dunia Moto3 Tersia-sia

    Fabio tidak disukai oleh bos tim Emilio Alzamora. Dengan tim Honda Estrella Galicia, 0.0 dia tidak bisa maksimal, padahal tim ini adalah tempat Alex Rins dan Alex Marquez belajar di MotoGP. Ketika seri Moto3 GP Le Mans 2015 Fabio keluhkan mesinnya tidak sekuat rekan setimnya Navarro, dia tidak disukai oleh Alzamora. Hubungan dengan bos tim hancur tak ada harapan, yang membuat Quartararo kesulitan. Ada juga patah pergelangan kaki di Misano, Fabio harus menyerah di beberapa balapan, musim itu tidak seperti yang diinginkan. Meskipun dia menjadi sorotan di Assen dan Indianapolis dengan podium 2 dan peringkat 10 dunia di tahun pertamanya. Tahun keduannya (2016) di Moto3? hanya 4 besar dan peringkat 13 dunia.

    Bukan bagian dari konten editorial.

    Di Kelas Moto2

    Setelah macet dengan tim Moto2 Leopard racing, tahun 2017 Quartararo diambil tim Moto2 Sito Pons. Ada pembicaraan tentang kontrak tiga tahun untuk Kejuaraan Dunia Moto2. Di tim Moto2 Sito Pons juga alami hal serupa, tersia-sia. Quartararo mengeluh karena harus membalap dengan sasis yang bengkok. Pons yang hemat tidak memiliki cukup sponsor pada waktu itu. Sponsor utama dari Spanyol, pastinya lebih memilih pembalap Spanyol. Bahkan kepala kru yang terkenal, Santi Mulero tidak bisa fokus pada Fabio Quartararo secara maksimal.

    Tim Moto2 Speed-up tempat Nyaman

    Pada akhir musim, ternyata kontrak tiga tahun dibubarkan. Pemilik tim speed-up Luca Boscoscuro memberi Fabio kepercayaan untuk membela timnya pada tahun 2018. Di tim inila Fabio menemukan suasana keluarga yang diinginkan yang memberinya udara segar dan menginspirasi dia dipromosikan ke kelas MotoGP di Petronas-Yamaha. Dengan suasana yang mendukung Fabio di kelas Moto2 tahun 2018 menang di Catalunya, finis kedua di Assen, menang lagi di Motegi pada 2018. Namun kemenangan ini dibatalkan karena ban belakangnya setelah balapan tidak memiliki tekanan udara 1,5 bar, tetapi 0,05 bar terlalu sedikit

    Karena prestasinya itu akhirnya fabio dilirik tim Yamaha satelit Petronas. Pada usia 20, Quartararo telah memperoleh banyak kedewasaan, bakat balapanya luar biasa, tidak pernah dipertanyakan. Dia terlihat ramah, tidak ribet, di usia 20 tahun terlihat sangat dewasa. Dan sekarang bocah ajaib dari Perancis itu mereka sebut “Fast Fabio” ada pula yang memanggilnya “El Diablo”, menyebabkan kegemparan di paddock dengan Yamaha M1 terbaru 2019.

    Bukan bagian dari konten editorial.

    Razlan Razali, kepala tim di Petronas Yamaha dan juga CEO Sirkuit Sepang, terpesona oleh performa anak didiknya. “Bocah ini spesial … Di usia 20 tahun, pembalap baru di MotoGP, tapi dia sudah memberi kita tiga posisi pole dan dua podium berturut-turut,” kata Razali gembira setelah Assen GP.

    Fabio Quartararo Repsol Honda 1

    Dulu Dihina sekarang Dipuja

    Tim Petronas Malaysia itu mengambil risiko besar setahun lalu ketika dia mengontrak Fabio bersama Morbidelli untuk tunggangi Yamaha M1. Banyak jurnalis tidak mengerti mengapa Yamaha tidak mengambil Pedrosa, Lorenzo atau Bradley Smith. Walau Dani tidak ingin balapan lagi, Lorenzo juga memiliki kesepakatan yang lebih baik di HRC. Kini banyak pihak yang meragukan dan seolah menghina karena dibandingkan dengan Lorenzo dan Pedrosa kini berbalik memuja…

    Kerja Keras Ayahnya dan Diincar Honda

    Ayah Quartararo, Etienne – mantan juara 125 cc Prancis 1981, adalah orang yang berjasa membentuknya menjadi pembalap MotoGP sekarang. Semua jenjang dari minibike PW50 pada tahun 2003 dilalui hingga membuatnya menjadi pembalap jempolan saat ini. Bahkan Honda HRC yang infonya punya rencana besar dengannya, tetapi kini mereka gagal. Dan Yamaha yang mendapatkannya dan tidak mungkin akan melepasnya dalam waktu dekat ini…

    © ridertua.com

    Iklan pihak ketiga – bukan bagian dari konten editorial.

    4 KOMENTAR

    1. Feeling ane yg bakal jd rookie thn ini tuh ada 2..pecco bagnaia sama quartararo..ternyata ya dari yg bersinar..sementara pecco belum.keliatan tajinya

    2. Tapi menurutku justru kalo pilih Pedrosa yakin dah pasti minimal bisa juara seri sekali cz lihat aja Lorenzo bersinar di Yamaha di Honda kayak apa, sedangkan Pedrosa di Honda aja bisa bersinar apalagi di Yamaha

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini