RiderTu mobil – Nama DFSK Sokon masih belum akrab di telinga masyarakat Indonesia. Namun dengan adanya SUV Glory 580, nama Sokon baru dikenal luas. Padahal Sokon sudah ada di Indonesia sebelum Wuling dan mempunyai satu kendaraan niaga bernama Super Cab. Glory 580 ada varian baru, dirilis akhir tahun ?
Baca juga: Harga Resmi DFSK Glory 580 Agnes Mo Jadi Brand Ambassador
Sokon Tak Mau Buru-Buru
Glory 580 menjadi andalan DFSK Sokon untuk melenggang di segmen SUV. Segmen ini juga banyak difavoritkan konsumen Indonesia setelah MPV. Sementara DFSK Sokon terjun di segmen ini, produsen senegaranya Wuling ada di MPV mengandalkan Confero dan Cortez.
Segmen SUV paling didominasi oleh Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport yang sudah menguasai segmen tersebut selama bertahun-tahun. Kekuatan dari kedua mobil ini cukup kuat dan sudah mendapatkan banyak penggemar di Indonesia.
Ada satu rencana yang akan dilakukan Sokon, yaitu menambah variasi Glory 580. Tipe yang dimaksud adalah 1.8L Luxury CVT. Padahal pada awal peluncurannya, DFSK Sokon mengatakan akan ada lima tipe yang tersedia untuk Glory 580. Yaitu 1.8L Comfort 5MT, 1.5T Comfort CVT, 1.5T Luxury 6MT, 1.5T Luxury CVT, dan 1.8L Luxury CVT. Namun yang baru diperkenalkan hanya 4 varian saja.
DFSK Sokon sengaja menahan peluncuran varian tertinggi Glory 580 tersebut karena harus melihat kondisi pasarnya terlebih dahulu. Ini juga sekaligus menjadi bagian dari strategi Sokon untuk memasarkan mobil medium SUV ini di pasar Indonesia. Kalau terburu-buru, bisa-bisa mendapat ‘perlawanan’ keras balik dari merek lain.
Alexander Barus selaku CO-CEO PT. Sokonindo Automobile mengatakan
“Rencana kita akhir tahun ini, kita harus melihat dulu animo dan pasarnya seperti apa. Kalau kita luncurkan sekarang, yang ada bisa saling bersaing antar varian itu. Jadi sengaja untuk tipe yang paling tinggi ini kita bedakan peluncurannya”
DFSK Sokon berharap masyarakat Indonesia bisa menerima Glory 580 dengan baik. Termasuk dengan hadirnya mobil terbarunya ini, dan bisa menghilangkan citra produk China yang buruk di mata konsumen Tanah Air.