RiderTua MotoGP – Bergabungnya Jorge Lorenzo menyisakan banyak pertanyaan bagi pengamat MotoGP. Apakah dia bisa menang dengan Honda RC213V ?. Mungkin secara teori semua akan berdasar pada logika tipe mesin Ducati dan Honda adalah sama? Namun faktor itu saja tidak akan dengan mudah dijadikan acuan tidak sesederhana itu. Untuk jelasnya akan kita lihat di 2019 bagaimana performa Lorenzo di Motor yang infonya masih tersulit tahun 2018. Gaya Balap Marquez Rodeo, Pedrosa Malaikat, Lorenzo Anggun.
Seperti dilansir rideapart.com (04/04/18) saat mewawancarai Cal Crutchlow dan ditanya apakah Honda dalam kondisi yang lebih baik daripada para pesaingnya, dia berkata: “Tidak. Honda memiliki pengendara terbaik. Meski power lebih besar dan kencang, sisi negatifnya motor ini sangat sulit untuk dikendarai”. Namun satu hal yang menarik adalah hasil ketiga pembalap berbeda bisa jadi semua karena gaya balap masing-masing rider.
Marquez berkendara seperti banteng rodeo
Jika kita melihat Marquez saat memacu motor maka banyak orang mengatakan gaya balapnya seperti Rodeo. Hal inilah yangg disinyalir dari ketiga pembalap Honda ( Dani dan Cal) Hanya Marquez yang klop dengan karakter Honda sehingga jika motor lebih cocok ke gaya balap liar Marc , dipastikan akan kurang efektif buat Crutchlow apalagi Dani Pedrosa.
Lorenzo Lebih Anggun
Lorenzo menggunakan gaya berkendara yang kebalikan dari teknik Marquez. Dia berusaha menjaga semua tetap stabil (anteng) di sepeda, membuka rem lebih awal, menukik di tikungan, mempertahankan momentum, mengurangi kebutuhan bukaan gas besar, kondisi ini membuat ban lebih awet. Sepertinya gaya ini merupakan mimpi buruk dan tidak selaras dengan RC213V.
Dani Pedrosa seperti Malaikat
Mendiang Angel Nieto pernah berpendapat bahwa Pedrosa mengendarai Honda seperti malaikat. Gayanya memang tidak terlalu meletup-letup seperti Marquez. Sehingga walau dia tidak lebih bagus dari rekan setimnya di beberapa trek dia mampu berbuat lebih. Itulah alasanya kenapa Dani Pedrosa sulit konsisten ( baca: juara dunia). Ibarat motor dengan gaya balapnya kurang sedikit sesuai.
Bagaimana Lorenzo di atas RC213V ?
Dari tiga gaya balap diatas teknik Lorenzo tidak begitu berbeda dengan cara Dani Pedrosa mengendarai RC213V-nya. Jadi tidak ada alasan mengapa gaya Lorenzo yang anggun dan halus tidak bekerja sama dengan RCV, bahkan dia berada sedikit diatas Dani karena Lorenzo tidak sekecil Pedrosa.
Namun dipastikan mengingat gaya balap Marc dan Lorenzo berbeda pabrikan sebesar Honda pastinya tidak akan sulit memberikan paket dan mengembangkan sepeda motor mereka dalam dua arah yang berbeda – satu untuk gaya balap Marquez, yang lain untuk Lorenzo. Gaya balap yang bertolak belakang justru membuat Honda senang karena bisa membandingkan dua hal yang sama sekali beda. Bisa jadi itu salah satu alasan mengapa HRC sangat tertarik pada Pedrosa, karena dia memberi mereka umpan balik dan informasi yang unik ( beda dengan Marc).
Bentrokan dua karakter kuat
Bagaimana nantinya kondisi hubungan rekan setim di garasi HRC antara Marquez dan Lorenzo? Itu akan menarik untuk diamati, terutama saat keduanya memperebutkan kejuaraan. Lorenzo bukanlah orang yang paling mudah sebagai rekan tim, tetapi Marquez tampaknya mustahil untuk diganggu. Memang, kedua pembalap ini memiliki mental yang kuat, jadi mereka harus memainkan beberapa permainan pikiran (psy war) yang sangat menarik kedepan. Mereka memiliki pengaruh satu sama lain karakter kuat dalam satu tim.
Marc Marquez memiliki keuntungan dibanding Lorenzo, setidaknya pada awalnya. Dia lebih lama kenal dengan RC213V (7 tahun). Dia memenangkan lebih banyak balapan di MotoGP lebih “suka jatuh” untuk menemukan menemukan batasnya. Sementara di sisi Lorenzo adalah kebalikannya : Gaya balap, pengalaman, dan lebih enggan jatuh dan main lebih aman salah satunya saat hujan merupakan trauma dia.
Kesimpulan
Dari beberapa parameter diatas, serta melihat tingkat kesulitan RC213V ( menurut Cal Crutchlow), Jorge Lorenzo harus banyak belajar dari Marc Marquez. Tahun pertama di HRC bagi Lorenzo akan sangat tidak mudah.. Kita lihat saja.. Titenono omonganku cah.. ra percoyo yo wis..
titenono dewek cak, iseh suwi 2019,
saiki nikmati race 2018 ae
Percoyo kok mbah, jo disampluk sandal swallow yo..hehehe…
Monggo mampir:
https://bramotor.wordpress.com/2018/06/06/honda-vs-ducati-menurut-casey-stoner/
tapi gaya yg anggun itu katanya (ada bukti) bisa menundukkan ducati yg lebih liar dr honda… iya 2019 masih lama yooo