RiderTua MotoGP – Performa apik “X-Fuera” pada detik-detik akhir jelang keputusan hengkang dari Red Team membuat pucuk pimpinan Ducati galau level Dewa. Ditunggu- tunggu gak nongol-nogol pialanya, eh diputusin malah menjejak podium tertinggi di Mugello, dih, Bos Ducati Claudio Domenicali gelo banget dah ! Apakah Ducati merengek agar Lorenzo tetap di tim Italia?
Bukan tidak mungkin Bos Ducati tidak bisa tidur meratapi keputusan “simalakama” baru-baru ini. Pernah berujar bahwa gaya Lorenzo tidak cocok dengan Ducati bahwa dia harus dikembalikan ke Yamaha adalah ujarannya.
“Bahwa Lorenzo untuk menguasai Ducati, membutuhkan bakat alami seperti Stoner, atau untuk membiasakannya butuh waktu selama lima tahun seperti Dovizoso. Namun nasib Lorenzo akan sama seperti Valentino Rossi dalam sejarahnya.” dilansir paddock-gp.com(25/05/18).
Namun sekali lagi, Presiden Borgo Panigale itu emut pil rasa pahit di mulutnya. Bahkan dua kali lipat rasa itu dia alami karena kegemilangan Jorge Lorenzo sementara setelahnya dia berujar “Sayangnya, ini sudah terlambat.” Sejatinya Bos Ducati tidak sepenuhnya bisa dipersalahkan dengan kondisi ini, Jorge Lorenzo seharusnya juga cepat beradaptasi, tidak berlarut larut. Ducati butuh kepastian bukan janji dan permintaan sana-sini ( jok, model tangki) dan permintaan yang terlihat remeh- temeh.. ( bisa jadi itu efek psikologis semata).
Ducati Merengek
Lalu drama sinetron babak pamungkas itupun diakhiri dengan dilematis. Dan Domenicali berujar atas kasus Lorenzo via paddock-gp.com (04/06/18)
“Kami percaya padanya (Lorenzo). Dia merindukan kemenangan. Jorge bekerja sangat keras tetapi para insinyur kami (Ducati) juga, seperti seluruh tim. Ketika saya berbicara, saya tulus karena frustrasi melihat bahwa hasilnya tidak (sesuai harapan). Beberapa hari kemudian, saya mengiriminya pesan untuk mengatakan kepadanya bahwa dia adalah seorang juara. Di Ducati, kami selalu memutuskan sesuai dengan apa yang terjadi selama balapan sebelumnya. Namun saya menyadari bahwa yang satu ini akan sulit untuk dilupakan. Akan kulihat, rebound terakhir apakah mungkin?”
Beberapa saat lalu Paolo Ciabatti, direktur olahraga Ducati juga telah mengisyaratkan tenggat waktu maksimal Lorenzo adalah dua seri ( Mugello dan Barcelona).. Namun kenapa seolah Lorenzo sudah ogah melihat dirinya berada di Tim Merah ? Apakah batasan waktu itu justru membuat Lorenzo merasa tidak nyaman dan dia tersungging ?. Apakah Lorenzo akan rujuk dan tidak merajuk (mengomel) lagi, padahal sudah terlanjur mutung… Admin? mene ketehe.. Hanya aspal dan karet bundar yang tahu, plus salam 12 juta Euro… !
D tunggu d barcelona kya apa jal?
lebih menarik lihat balapan dg lorenzo di yamaha vs markus di honda. seperti era 2015
Kan udah ada statmen dari si kolor bahwa dari race2 sebelumnya sikolor udah minta part2 yg dibutuhin tapi pihak ducati enggan atau kadang terlambat memberinya,(beda dengan pabrikan jepang), bahkan sikolor dianggap banyak alasan oleh petinggi ducati hanya masalah seperti update tangki motor…dan hasilnya tau sendiri (contoh kecil)..
Ducati minta sikolor menunjukan performa apik sementara petinggi ducati enggan memberikan atau kadang terlambat sehingga sikolor tdk menunjukan performa apik race sebelum2nya! Jadi kembali kedasar awal masalah?
Disini penulis harus jeli melihat dasar dari awal dari suatu masalah itu timbulnya dari mana!
Pantes blog sepi…nulis ga make analisis….gini nih jadinya…!