Alasan klasik konsumen dengan pabrikan yang baru merintis atau paling tidak pabrikan roda dua yang masih belum masuk lima besar pasti akan berkutat pada masalah after salesnya berikut paling pokok adalah bagaimana mendapatkan spare partnya, namun sejatinya semua itu bukan masalah karena di jaman sekarang ibarat “dunia dalam genggaman tangan” dalam arti sebenarnya karena apa? kita bisa pesan atau beli sesuatunya hanya lewat yang kita genggam di tangan ( hape), dan kini juga jadi trend beli gombal-suwal( baju-celana) saja bisa dari hape, mosok spare part tidak juga digiatkan … dan inilah yang mendorong sebuah pabrikan / produsen roda dua memfokuskan transaksi spare part online demi menumbuhkan kepercayaan dari konsumen, adalah PT TVS Motor Company Indonesia yang kini menggiatkan hal itu,
“Tujuan utamanya agar konsumen percaya. Jaringan dealer kami enggak sebanyak pabrikan Jepang. Dengan adanya fasilitas jual spare part online ini, konsumen yang jauh dari dealer enggak ragu beli produk kami. Karena ketersediaan spare part jelas ada,” ucap Rizal Tandju, Marketing Manager PT TVS Motor Company Indonesia.
Terobosan lainnya adalah tidak dikenakan bea kirim dalam transaksi online itu alias gratis weladalah… ibarat toko didepan rumah kita dong .. ciamik nih ide dari TVS ini… bisa di klik di web resmi TVS Indonesia
Kemudahan ini tampaknya akan membuka pintu kepercayaan konsumen terhadap produknya, dari awalnya masalah harga, kemudian pelayanan,
“Promo hanya penarik agar konsumen menggunakan layanan yang kita sediakan. Jika mereka sudah mencoba, puas akan muncul kepercayaan. Sejauh ini respon konsumen bagus dan penggunanya tetap tumbuh,” tambah Rizal.
Selain TVS ada pula merk SYM dan Benelli yang juga bergiat di pelayanan online ini, apakah ini juga salah satu bentuk perlawanan produsen non Jepang, tentunya semua persaingan akan bermuara pada keuntungan konsumen yang bisa terlayani dengan baik., dan dengan sistim online ini konsumen akan tahu dalam hal anggaran(budget) yang harus disediakan dalam merawat atau memperbaiki motornya, karena masalah tukang/mekanik atau bengkel sekarang sudah pada pinter utak-atik sendiri ( di daerah pedalaman sulit cari bengkel resmi) ..
