Home Otomotif Mobil Murah Ini Tak Laku di Indonesia

    Mobil Murah Ini Tak Laku di Indonesia

    Hasil penjualan Renault Kwid
    (Foto: CarAndBike) renault-kwid

    RiderTua Mobil – Siapa yang tidak tertarik pada mobil dengan harga murah? Itu sudah menjadi idaman konsumen Indonesia yang punya budget terbatas. Akibatnya produsen mobil mulai berlomba-lomba membuat mobil murah terbaik untuk konsumen. Tapi ternyata tak selamanya mobil murah tersebut bisa laris. Mobil murah ini tak laku di Indonesia.

    Baca juga: Harga LCGC Semakin Mahal Perlukah Dibentuk Segmen Baru Mobil Murah ?

    Tak Seberuntung Rivalnya

    Renault pertama kali menghadirkan Kwid untuk pasar otomotif Indonesia pada tahun 2016. Mobil murah bikinan pabrikan asal Perancis ini dibanderol hanya Rp 118 juta-an saja. Memang terdengar janggal, merek beken seperti Renault mau memproduksi mobil murah. Namun meski berbanderol murah tapi Kwid bukanlah sebuah mobil LCGC doi tidak masuk di segmen ini.

    Saat Kwid diluncurkan di Indonesia, pasar mobil LCGC (low cost green car/mobil murah ramah lingkungan) sedang gurih-gurih sedap. Hampir semua produsen asal Jepang membuat mobil dengan harga terjangkau. Kisaran harganya masih di angka Rp 100 juta-an (bahkan ada yang sampai Rp 150 juta). Meski begitu larisnya luar biasa.

    Tetapi yang terjadi kemudian sangatlah miris. Yaitu kurangnya permintaan konsumen Indonesia terhadap Kwid. Penjualan Kwid selama 4 bulan pertama (Januari-April) di tahun 2018 hanya membukukan 24 unit saja. Kenapa mobil murah made in Eropa ini tidak laku ?

    Faktor Penyebab

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya saking banyaknya kompetitor di kelas ini di Indonesia. Sebut saja Datsun GO+ dan GO+ Panca yang pertama kali nyebur di segmen ini. Kemudian ada Suzuki Karimun Wagon R. Datanglah duo Toyota-Daihatsu Agya-Ayla dan Calya-Sigra yang mulai meng-invasi segmen ini. Kedua model aliansi Toyota-Daihatsu ini sukses me’raja’i segmen mobil murah di tanah air. Jualannya setiap bulan mencapai ribuan unit. Akibatnya Kwid semakin tersingkir.

    Kemungkinan yang kedua, karena masyarakat Indonesia masih belum akrab dengan mobil buatan produsen asal Eropa ini. Memang pasar otomotif Indonesia sejak dulu didominasi oleh produsen mobil asal Jepang.

    Kemungkinan ketiga yang menjadi penyebab lainnya yaitu sulit untuk menjual mobil ini kembali. Meski sebuah mobil murah kalau menyandang merek yang enggak familiar maka orang akan enggan untuk membelinya.

    Entah sampai berapa lama Kwid bisa bertahan di Indonesia. Kayaknya pesona Kwid belum menarik perhatian konsumen di Indonesia.

    © ridertua.com

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini