
Kendaraan listrik (EV/electric vehicle) sekarang sudah mulai dikampanyekan oleh produsen mobil, seperti Mitsubishi dan Toyota. Berbagai negara sudah menggunakannya. Bahkan Jepang akan menggunakan bus bertenaga hidrogen dan listrik untuk melayani penumpang ketika Jepang menggelar ajang olimpiade nanti. Bagaimana dengan Indonesia?
Pelaksanaannya memang berjalan lambat. Hal ini juga dikhawatirkan beberapa pihak, jika Indonesia belum melakukannya, maka akan tertinggal dari negara lain. Setidaknya Indonesia mau tidak mau harus siap menyambut kendaraan listrik dalam lima tahun ke depan. Untuk melakukannya, tentu pemerintah harus menyiapkan segala yang dibutuhkan oleh mobil listrik, seperti tempat pengisian daya baterai mobil listrik.
Masyarakat berharap mobil listrik tidak dipatok pajak yang tinggi. Karena jika hal ini terjadi maka mobil listrik tidak laku karena harga jualnya yang tinggi banget. Selain itu, kualitas udara di kota besar juga semakin memburuk menjadi dorongan pemerintah untuk merealisasikan kendaran listrik.
Kondisi banjir dan Iklim Indonesia
Sementara untuk kendaraannya sendiri, produsen mobil harus berpikir dua kali untuk membawanya ke Indonesia, karena kondisi iklimnya yang tropis dan sering langganan banjir, membuat para produsen harus mencari cara agar kendaraan listrik tidak membahayakan pengendara dan pengguna jalan lain.
Memang pendanaan untuk semua pembangunan infrastruktur ataupun menyediakan kendaraan listrik tidaklah murah. Tapi, lebih baik harus segera dilakukan daripada udara terus tercemar oleh polusi.