Proyek yang dimulai tahun 1975 dari ambisi sang Frenchman, cerita BMW Art Car menjadi lebih luas setelah adanya mobil modifikasi seperti 3.0 CSL Batmobiles dan Andy-Warhol-penned M1 Group 4. Untuk kendaraan ke-18, perancang otomotif Bavarian menantang seniman asal China Cao Fei.
Dikenal dalam perindustrian untuk pengerjaan yang ditampilkan dalam Museum Gugenheim dan film berdurasi 20 meit berjudul Whose Utopia, Cao menggunakan beberapa tema, seperti menggabungkan antara mimpi dengan kenyataan. Hal inilah yang membawanya pada BMW Art Car ke-18, yang mana tidak setara dengan M6 GT3. Dan hanya ada satu cara untuk membawa mobil ini pada ‘virtual reality’.
“Cao Fei mengambil langkah logis dalam pembuatan digital Art Car pertama kali, Pengalaman “augumented reality” ini membuat mobil BMW M6 GT3 unik.” kata pimpinan divisi Motorsport BMW, Jens Marquardt.
Untuk bisa menjajal balapan tanpa karbon fiber di jalanan Macau oleh pengendara Augusto Farfus, desain M6 GT3 Art Car hanya bisa dilihat di dunia virtual. Kreatif adalah hal sedikit dari eupheisme dalam hal ini.
Model terbaik dalam balap lineup pembeli Bavarian sejak tahun 2016, M6 GT3 berbobot dibawah 1.300 kg tanpa pengemudi. Selain itu, mesin yang dipakai adalah M TwinPower Turbo V8 berkapasitas 4,4 liter berdasarkan mesin produksi S63.
Tergantung dari pengklasifikasian, para pekerja dapat memasang mesin bersilinder 8 untuk menghasilkan 585 tenaga kuda, yang mampu melaju kecepatan kira-kira 280 km/jam. Sebagai mobil balap, M6 GT3 menyiapkan transmisi dan sistem elektronik motorsport performa tinggi.
“Ini menjadi kehormatan yang besar bagi saya untuk berkompetisi dengan BMW ART Car milik Cao Fei, anggota ke-18 dalam BMW Art Car Collection,” “Saya benar-benar merencanakan untuk mendalami proyek ini dan mempelajari lagi tentang ide-ide para seniman dan filosofi dibaliknya.” tutup Augusto.