Home MotoGP Aleix Espargaro : Ada Pembalap Berbakat yang Gagal Berkembang Lantaran Punya Orang...

    Aleix Espargaro : Ada Pembalap Berbakat yang Gagal Berkembang Lantaran Punya Orang Tua yang Suka Ikut Campur

    Aleix Espargaro
    Aleix Espargaro

    RiderTua.com – Karir balap Aleix Espargaro bisa dibilang penuh jalan berliku dengan tanjakan dan turunan yang ekstrim, bahkan dia sempat putus asa dan beberapa kali sempat berpikir untuk pensiun dini. Setelah sekitar 13 tahun berkompetisi di MotoGP, rider asal Granollers Spanyol itu memutuskan gantung helm pada akhir 2024 dan kini berperan sebagai tes rider HRC (Honda Racing Corporation).

    “10 tahun yang lalu, saya akan mengatakan bahwa tahap pertama karier balap saya bukanlah kesalahan saya. Saya naik kelas terlalu cepat, dari 125cc ke 250cc. Manajemen saya tidak bagus, saat itu saya tidak mendapatkan arahan yang tepat. Kalau dipikir-pikir lagi, saya rasa itu tidak membantu. Tapi sebagian memang salah saya, karena saya orang yang terlalu gugup dan selalu terburu-buru dalam segala hal,” jelas rider yang kini berusia 35 tahun itu.

    Aleix Espargaro : Ada Pembalap Berbakat yang Gagal Berkembang Lantaran Punya Orang Tua yang Suka Ikut Campur

    Aleix Espargaro menambahkan, “Sekarang, saya merasa bukan Aleix yang pekerja keras dan gigih seperti dulu. Saya rasa, hidup dengan berbagai hantaman dan pengalaman mengajarkan kepada saya untuk menjadi kuat melalui masa-masa sulit, dan saya tidak seperti itu ketika masih muda. Pergantian kelas hampir membuat saya gagal, bahkan nyaris tersingkir di tengah jalan. Tapi kita tidak boleh menyerah, dan saya telah belajar dari kesalahan saya. Dan tidak ada kata terlambat. Tapi memang benar, rasanya seperti naik rollercoaster untuk mencapai MotoGP. Itu gila.”

    Pol Espargaro - KTM
    Pol Espargaro – KTM

    Sejak awal, Aleix meniti karir balap bersama adiknya Pol Espargaro yang kini menjadi tes rider KTM. “Saya harus melewati 2 tahun tanpa menghasilkan 1 euro pun. Baik Pol maupun saya, sangat beruntung memiliki orang tua yang tidak terlalu campur tangan. Makdudnya, kami berasal dari keluarga yang sangat sederhana bahkan kami tidak punya uang. Orang tua saya melakukan segala yang mereka bisa, agar kami bisa ikut balapan motor. Namun ketika kami mencapai titik tertentu, mereka mengambil langkah mundur dan kembali berperan sebagai orang tua. Saya rasa itu sangat membantu kami sepanjang karier balap kami,” ungkap Papa si kembar Max dan Mia itu.

    Konten promosi pihak ketiga – hasil dapat berbeda untuk setiap individu.

    Sejurus kemudian, Aleix menegaskan, “Saya pernah melihat pembalap-pembalap muda berbakat yang gagal berkembang lantaran memiliki orang tua yang terlalu ikut campur, yang mencoba menjadi manajer anaknya sendiri dan merasa bahwa anaknya adalah ‘The Next Marquez atau Rossi’ (penerus). Namun orang tua kami tidak pernah seperti itu.”

    Tahun-tahun pertama Aleix di MotoGP bagaikan ‘rollercoaster’, sampai akhirnya dia bergabung dengan Suzuki (2015-2016) dan kemudian Aprilia (2017-2024). “Untuk bisa bergabung dengan Suzuki tidaklah mudah. ​​Untuk memutuskan kontrak dengan Aspar (2012-2013), saya harus membayar mahal dan menyerahkan semua uang yang saya punya. Saya harus menjalani hampir 2 tahun tanpa menerima bayaran sepeser pun agar bisa pindah ke Yamaha Forward (2014). Saya balapan tanpa dibayar, finis di peringkat 6 dalam klasemen. Tidak diragukan lagi, itu merupakan keputusan terbaik dalam karier balap saya. Dari sanalah saya kemudian meloncat ke Suzuki,” ungkap rider berusia 35 tahun itu.

    Maverick Vinales - Aleix Espargaro - Suzuki
    Maverick Vinales – Aleix Espargaro – Suzuki

    Suami Laura Montero itu menambahkan, “Peralihan dari ban Bridgestone ke Michelin juga sangat buruk bagi saya. Saya tidak bisa beradaptasi, saya sering crash. Dan di atas semua itu, ada Maverick Vinales yang menjadi rekan setim saya, yang beradaptasi jauh lebih baik daripada saya setelah sebelumnya naik dari Moto2. Saya tidak dalam performa terbaik. Jujur, saya tidak kompetitif tahun itu dan saya nyaris kehilangan kesempatan untuk bertahan di MotoGP.”

    Hal inilah yang menyebabkan Suzuki tidak memperpanjang kontrak Aleix Espargaro. Sebaliknya, dia justru mendapat tawaran dari Aprilia. “Saya ingat, saya menerima tawaran tersebut dan ngomong kepada istri saya, ‘saya akan menunjukkan kepada semua orang bahwa saya bisa tampil apik dengan motor ini setelah musim yang buruk bersama Suzuki. Saya rasa tidak ada tantangan yang lebih besar dari ini dan saya akan melakukannya’. Dan itulah yang terjadi,” jelasnya.

    Setelah bertahun-tahun bekerja keras tanpa hasil yang memuaskan, barulah pada musim 2022 Aleix meraih kemenangan bersama Aprilia dan juga mendapat peluang untuk memperebutkan gelar dunia. Namun Aprilia tidak sepenuhnya konsisten dan masalah pada RS-GP menghalangi mereka meraih hasil yang lebih baik.

    Aleix Espargaro - Mandalika
    Aleix Espargaro – Mandalika

    Meski begitu, Aleix tetap bangga dengan pabrikan asal Noale itu. “Tahun yang luar biasa. Menjadi juara dunia tentu luar biasa, tetapi bisa memperjuangkannya selama setahun penuh adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Itu sesuatu yang saya nikmati. Jujur, saya berada di bawah banyak tekanan tahun itu,” ujarnya.

    Aleix melanjutkan, “Saya tidak sepenuhnya menikmati balapan seperti yang saya inginkan karena tekanan dan ketegangannya. Tetapi itu luar biasa. Saya tahu Aprilia telah melakukan semua yang mereka bisa, sama seperti saya. Tetapi kami belum selevel dengan Yamaha dan Ducati, atau dengan Pecco Bagnaia dan Fabio Quartararo. Kami berusaha sampai akhir. Tetapi saya rasa, baik Aprilia maupun saya belum siap memperebutkan gelar dunia.”

    © ridertua.com

    Konten promosi pihak ketiga – hasil dapat berbeda untuk setiap individu....

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini