RiderTua.com – Fabio Quartararo gagal meraih kemenangan di Silverstone gara-gara RHD (ride height divice) miliknya rusak. Setelah memimpin balapan selama 11 lap, rider Yamaha itu berhenti mendadak padahal saat itu dia sudah unggul 4,5 detik dari Marco Bezzecchi yang berada di belakangnya yang pada akhirnya meraih kemenangan.
Bagi Quartararo, kemenangan di Silverstone akan menjadi kemenangan pertamanya sejak GP Sachsenring 2022. “Sial, apa yang terjadi sangat buruk,” keluh El Diablo. Usai menyandarkan motornya di pinggir lintasan, rider berusia 25 tahun itu sempat berteriak kesal dan kemudian menangis tersedu-sedu. Namun dalam konferensi pers usia race, para jurnalis yang hadir bertepuk tangan untuknya.
Fabio Quartararo : Akan Menggunakan Mesin V4? Saya Tidak tahu, Itu akan Menjadi Kejutan
Setelah dua pekan berlalu, bagaimana perasaan Fabio Quartararo sekarang? “Hanya berselang 2 jam kemudian, saya melihat lebih banyak hal positif daripada hal negatifnya. Sudah lama, saya tidak merasa senyaman dan secepat ini di atas motor. Kami harus mengambil sisi positifnya, yaitu kami juga cepat dalam balapan jarak jauh. Untuk sementara waktu kami sudah cepat dalam kualifikasi satu lap, tetapi kami masih kesulitan dalam sprint dan Grand Prix. Ini adalah langkah yang baik bagi kami. Kita lihat apa yang bisa kami capai di masa mendatang,” jawab rider asal Prancis itu.
Fabio Quartararo berhasil meraih pole position beruntun dalam 3 balapan akhir pekan terakhir di Jerez, Le Mans, dan Silverstone. Ini membuktikan bahwa Yamaha berhasil membuat kemajuan, yang memungkinkan Quartararo mengendarai M1 sesuai keinginannya dan memacu motor hingga batas maksimal.
Aragon termasuk salah satu trek yang bukan menjadi favorit Quartararo atau Yamaha. Juara dunia MotoGP 2021 itu belum pernah meraih satu pun podium di sana dan bahkan pada 2021 ketika dia menjadi juara dunia. Saat itu dia hanya finis di posisi ke-8. “Saya tidak begitu menyukai trek atau lay outnya. Saya tidak pernah bisa cepat di sini. Namun ini momen yang sangat penting bagi kami, karena sekarang kami berhasil gas pol di tiga trek yang sangat berbeda,” ujar rekan setim Alex Rins itu optimis.
El Diablo menambahkan, “Tahun lalu kami sangat kesulitan karena trek Aragon memiliki cengkeraman yang sangat rendah dan cuacanya panas, ditambah lintasan lurus yang panjang. Jika tahun ini kami cepat dan konsisten di trek ini, maka tidak diragukan lagi kami dapat bersaing untuk memperebutkan posisi teratas di trek-trek selanjutnya.”
Usai balapan, akan dilanjutkan tes MotoGP pada hari Senin di Aragon. Komponen apa saja yang akan diuji Quartararo? “Kami akan menguji mesin baru. Saya tidak tahu komponen apa saja yang akan kami uji, tetapi kami akan mencoba menemukan konfigurasi untuk mengatasi masalah cengkeraman kami,” ungkapnya.
Apakah mesin V4 yang baru juga akan digunakan? “Saya tidak tahu, itu akan menjadi kejutan,” ujarnya sambil tersenyum.
Di awal musim 2025, skuat Ducati sangat mendominasi. Namun pabrikan lain terutama Honda dan Yamaha berhasil membuat peningkatan dan mengejar ketertinggalan. “Saya rasa Ducati masih selangkah lebih maju. Di Silverstone, dalam kondisi seperti ini saya tidak menyangka akan ada begitu banyak pabrikan berbeda bertarung di depan. Namun semua rider berusaha untuk lebih dekat, bersaing melawan Ducati, dan membuat balapan sedikit lebih menarik. Bagi saya dan Yamaha, saya dapat mengatakan bahwa kami bekerja dengan sangat baik,” pungkas Quartararo.
