Home MotoGP Michele Pirro : Ducati Mendatangkan Marc Marquez Ketika Dia Tidak Lagi Kompetitif

    Michele Pirro : Ducati Mendatangkan Marc Marquez Ketika Dia Tidak Lagi Kompetitif

    Michele Pirro - Marc Marquez - Pecco Bagnaia
    Michele Pirro - Marc Marquez - Pecco Bagnaia

    RiderTua.com – Tes rider Ducati Michele Pirro mengungkapkan bahwa dulu ketika dia tiba di Ducati pada 2012, pabrikan asal Borgo Panigale itu merupakan tempat ‘buangan’ bagi pembalap yang tidak mendapat tempat dalam tim favorit di MotoGP. Saat itu Ducati merupakan pabrikan terlemah dan Desmosedici merupakan motor paling tidak kompetitif di grid. Namun sejak kedatangan Gigi Dall’Igna yang merupakan mantan teknisi Aprilia, Ducati mengalami perubahan radikal. Insinyur jenius asal Italia itu membawa filosofi baru dalam desain motor, pengembangan teknologi dan strategi tim yang akhirnya membawa Ducati ke puncak dan kini Ducati sebagai tolok ukur di paddock MotoGP.

    Pirro menegaskan bahwa sekarang Ducati merupakan pabrikan terkuat. Bahkan Marc Marquez yang pamornya sempat redup karena tidak mampu lagi meraih podium lantaran cedera parah dan motornya (Honda RC213V) tidak lagi kompetitif, sekarang kembali menang berkat motor Ducati. “Dulu kami diabaikan tapi sekarang kami diperebutkan,” ujarnya.

    Michele Pirro : Ducati Mendatangkan Marc Marquez Ketika Dia Tidak Lagi Kompetitif

    Michele Pirro - GP25 - Marc Marquez
    Michele Pirro – GP25 – Marc Marquez

    Kedatangan Marc Marquez di Ducati mengubah dinamika di MotoGP. Kini dengan motor yang sangat kompetitif ‘The Baby Alien’ bisa kembali menjadi ancaman. Michele Pirro kagum dengan keberanian Marquez dalam mengambil risiko yang tidak dapat disangkal lagi. Pindah dari Honda ke tim satelit Gresini, butuh nyali besar untuk memutuskan hal seperti ini karena ini artinya dia juga ‘membuang’ gaji jutaan Euro. Kini MotoGP kembali memiliki seorang pembalap bertalenta besar di grid.

    Selain itu Pirro juga percaya bahwa kedatangan Marquez di tim pabrikan Ducati memberikan motivasi tambahan bagi rekan setim barunya sekaligus juara dunia tiga kali Pecco Bagnaia. “Saya rasa ini juga merupakan peluang besar bagi Pecco. Dia memiliki bakat untuk bersaing melawan Marc. Jika ada yang dapat menandingi Marc saat ini, itu adalah Pecco. Dia siap, menguasai motor, dan memiliki ketenangan yang dibutuhkan saat bertarung dengan pembalap seperti Marquez,” tegas rider yang berusia hampir 40 tahun itu.

    Ketika ditanya mengenai perbedaan GP23 dan GP24 Pirro menjelaskan, “Ada perbedaan, tetapi terlalu besar. GP24 memang lebih baik ketimbang GP23 tapi hanya meningkat beberapa persepuluh detik jadi tidak terlalu besar.”

    Menurut Pirro, sekarang pembalaplah yang membuat perbedaan. Motor Ducati sekarang lebih fleksibel dan stabil sehingga bisa disesuaikan dengan gaya balap masing-masing pembalap. Itulah yang membuat hasil dari masing-masing pembalap berbeda. Ducati tidak lagi melakukan perubahan besar-besaran seperti sebelumnya. Kini mereka lebih fokus untuk menyempurnakan paket yang sudah terbukti menjadi juara, menjaga stabilitas dan konsistensi bukan mengambil risiko dengan mengubah desain yang benar-benar baru.

    Untuk musim 2025, mengapa Ducati tidak memilih prototipe GP25? “Kami memiliki dasar yang kokoh, dan ketika kami tidak yakin 100 persen motor akan bekerja lebih baik, maka kami membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengembangkannya. Hal ini karena keterbatasan lintasan dan ban sehingga kami tidak dapat mengambil risiko yang tidak perlu,” ungkap Pirro.

    Michele Pirro
    Michele Pirro

    Apa sebenarnya peran Pirro di Ducati? Agar lebih gamblang Pirro menjelaskan, “Saya bertanggung jawab atas pengujian MotoGP, membantu pengembangan Panigale V4R terbaru, dan kami akan mengerjakan proyek MotoGP 2027 dengan Pirelli.”

    Di usianya yang hampir 40 tahun, Pirro mengakui bahwa meskipun dia sering crash tetapi hasrat membalapnya tetap tidak berkurang. “Kita harus menerima, waktu terus berjalan,” ujarnya.

    Saat ini Pirro juga terlibat dalam ’51 Racing Lab’, sebuah proyek bersama dengan Ducati. “Kami menciptakan V4 Lit Cup untuk para pembalap amatir dan tengah mempersiapkan proyek untuk para pembalap muda. Para pembalap muda adalah masa depan kami. Dan kami ingin The Next Pirro, Bagnaia, atau Marquez berasal dari Ducati Academy,” ungkapnya.

    Michele Pirro menjadi sosok di balik layar selama bertahun-tahun di Ducati, tetapi dari kata-katanya di atas menunjukkan bahwa pengaruhnya di Ducati jauh melampaui dunia balap. Dia gabungan antara seorang teknisi, pembalap, sekaligus mentor dan kini menjadi kekuatan pendorong di balik generasi-generasi baru. Dia memantapkan dirinya sebagai salah satu tokoh paling lengkap di paddock. Dengan fokus pada persaingan saat ini dan masa depan, Pirro terus menunjukkan bahwa meskipun dia tidak berada di grid setiap hari Minggu namun perannya di MotoGP sangat signifikan.

    © ridertua.com

    4 KOMENTAR

      • Tipikal headline Indonesia mmg begitu, isi dan judul selalu berbeda, judulnya selalu mancing orang agar membaca isi, tpi mmg judul selalu kurang pas.

      • Bisa baca tidak paragraf ini:🤭
        Pirro menegaskan bahwa sekarang Ducati merupakan pabrikan terkuat. Bahkan Marc Marquez yang pamornya sempat redup karena tidak mampu lagi meraih podium lantaran cedera parah dan motornya (Honda RC213V) tidak lagi kompetitif, sekarang kembali menang berkat motor Ducati. “Dulu kami diabaikan tapi sekarang kami diperebutkan,” ujarnya.

    1. Motor dan pembalap adalah satu kesatuan yg tidak bisa dipisahkan, tidak bisa bilang motornya yg hebat, atau pembalapnya yg hebat. . Pembalap hebat ketemu motor hebat maka jadilah kekuatan yg tak terbendung, itulah yg terjadi saat ini, saat Marc Marquez ketemu Ducati Lenovo

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini