RiderTua.com – Kerja keras Honda selama pramusim berbuah manis. Dalam balapan akhir pekan pertama musim 2025 di Thailand,dua pembalapnya Joan Mir (finis ke-9) dan Johann Zarco (finis ke-10) berhasil finis di 10 besar. Sementara itu Luca Marini hanya mampu finis ke-15 dan rookie Somkiat Chantra ke-19. Hasil positif ini berlanjut ke balapan hari Minggu dimana Zarco kembali masuk 10 besar setelah berhasil finis ke-7, Marini ke-12, dan Chantra ke-18. Jika saja Mir tidak crash, kemungkinan besar dia juga akan finis di 10 besar karena ketika crash di lap ke-14 dia berada di posisi ke-7.
Mantan pembalap yang kini menjadi pengamat MotoGP Sylvain Guintoli mengatakan, “Honda membuat langkah besar. Usai tes Sepang dan Buriram, Mir mengatakan bahwa bagian depan RC213V terasa lebih baik. Dia bisa mengerem lebih keras, dia mendapat lebih banyak umpan balik dari ban. Tahun lalu dia selalu crash setiap pekan tapi dia tidak tahu alasannya sehingga dia tidak bersemangat. Tetapi mereka berhasil menemukan sesuatu, dia sudah mendapatkan kembali feel-nya.”
Peningkatan Honda Sudah Terlihat di Balapan Pembuka Musim 2025
Sylvain Guintoli menambahkan, “Gaya balap Joan Mir adalah hard braking, late braking dan efisien untuk menghentikan motornya. Tetapi dia tidak bisa melakukan itu sampai sekarang. Semua pembalap Honda terlihat jauh lebih baik terutama Joan.”
Neil Hodgson menimpali, “Senang mendengar berita positif untuk Honda. Mereka mengalami bencana selama 3 tahun. Pabrikan Jepang sudah merangkul dan memburu para insinyur Eropa karena persaingan perkembangan teknologi di MotoGP seperti balapan luar angkasa.”

Pada 2025, Honda menggandeng direktur teknis Aprilia Romano Albesiano untuk menjadi direktur teknis mereka yang baru. Selain itu mereka juga memperkerjakan Aleix Espargaro sebagai tes rider bersama Takaaki Nakagami.
BTW, Yamaha juga melakukan hal yang sama. Pabrikan yang bermarkas di Iwata Jepang itu mendatangkan Max Bartolini sebagai direktur teknis yang baru dan diperkirakan akan meningkatkan proyek MotoGP mereka. Kini Yamaha kembali memiliki tim satelit dengan Pramac yang berhasil meraih gelar dunia MotoGP 2024 berkat Jorge Martin. Dengan 4 motor di grid, kini Yamaha memiliki lebih banyak data.
Sementara Yamaha juga sedang mengerjakan perubahan besar pada mesin mereka (mesin V4), Honda fokus mengerjakan perubahan regulasi kubikasi MotoGP dari 1000cc ke 850cc. “Dibutuhkan banyak sumber daya untuk mengembangkan dua mesin yang berbeda secara bersamaan. Yamaha sedang mempertimbangkan V4 vs inline-4, Honda sedang membangun mesin 850cc untuk tahun 2027. Mereka tahu bahwa mereka harus mulai bekerja di masa sekarang. Ada ilmu yang bisa diperoleh dalam beberapa musim mendatang untuk mencoba memperkecil gap dengan Ducati. Ilmu akan menang,” ungkap Michael Laverty.
Sebagai pabrikan yang masuk peringkat D, Yamaha dan Honda harus bisa memanfaatkan konsesi dan membawa data dan informasi yang dapat digunakan ke lintasan. Sebelumnya Honda terkenal sebagai pabrikan yang perfeksionis dan kaku. Mereka tidak pernah membawa komponen baru ke balapan akhir pekan sebelum 100 persen siap. Mereka takut malu jika ada part yang gagal. “Sekarang mereka melakukan banyak hal untuk mengejar ketertinggalan dan melakukan apa yang dilakukan pabrikan Eropa,” pungkas Laverty.