RiderTua.com – Gigi Dall’Igna adalah tokoh kunci di balik dominasi Ducati dalam 3 tahun terakhir. Menurut Marc Marquez, general manajer Ducati Corse tersebut memiliki jiwa kompetitif yang luar biasa. “Ducati beruntung memiliki Gigi Dall’Igna. Saya akan mendefinisikan Gigi sebagai seorang pembalap karena dia 100 persen memiliki mentalitas pembalap. Saat gagal menang, dia menjadi marah. Dia memiliki ambisi yang diperlukan dalam dunia kompetisi. Jika dia berusia 20 atau 30 tahun lebih muda dan dia adalah seorang pembalap, dia akan menjadi salah satu pembalap yang paling ditakuti di lintasan balap,” ujar Baby Alien.
Sejak Dall’Igna bergabung dengan Ducati, dia merupakan katalisator perubahan besar pada pabrikan asal Bologna itu. Dia berhasil mengubah Desmosedici menjadi motor yang mendominasi di lintasan sehingga kini menjadi motor idaman banyak pembalap. Hal ini seperti yang diungkapkan legenda MotoGP Loris Capirossi, “Sekarang semua pembalap ingin membalap dengan Ducati.”
Marc Marquez : Gigi Dall’Igna Memiliki Mentalitas Pembalap
Di balik kesuksesan semua pembalap Ducati di lintasan, Gigi Dall’Igna adalah sosok brilian yang menjadi kunci utama strategi dan inovasi tim. Seperti yang diungkapkan juara dunia Superbike dua kali Alvaro Bautista, “Rahasia kesuksesan Ducati adalah seorang teknisi yang mendengarkan para pembalapnya dan tahu cara bekerja tidak hanya dengan melihat data, tetapi juga dengan menafsirkan data beserta komentar pembalap.”
Dall’Igna berhasil membuat Ducati berubah dari motor yang sulit menjadi motor yang diidamkan semua pembalap dalam beberapa tahun terakhir. Jorge Martin yang berhasil memenangkan gelar dunia MotoGP 2024 mengatakan, “Gigi membuat motornya begitu kompetitif. Gigi merakit begitu banyak motor di lintasan dengan pembalap baru yang sangat berbakat, jadi semuanya kombinasi yang luar biasa.”
Salah satu keahlian Gigi Dall’Igna adalah kemampuannya dalam memahami dan mengembangkan aerodinamika pada motor balap. Inovasinya dalam aerodinamika menjadi salah satu faktor utama yang membuat Desmosedici menjadi ‘senjata’ yang tak terkalahkan. “Saya selalu berpikir bahwa aerodinamika banyak diabaikan dalam balap motor. Tetapi saya harus mengatakan bahwa di sini saya telah menemukan orang yang tepat untuk dapat mengatasi masalah aerodinamika pada motor, yang jauh lebih rumit dibandingkan dengan mobil,” jelas insinyur berusia 59 tahun itu.
Tahun ini Ducati akan menghadapi tantangan baru dengan berkurangnya jumlah motor di grid MotoGP dari 8 menjadi 6 motor. Mereka juga mengurangi jumlah motor spek pabrikan terbaru dari 4 menjadi 3 untuk Marc Marquez, Pecco Bagnaia, dan Fabio di Giannantonio dari tim VR46. Karena tim Pramac hengkang dan memilik bergabung dengan Yamaha, kini tim VR46 milik Valentino Rossi mengambil alih sebagai tim satelit utama Ducati. Selain itu mereka masih memiliki tim Gresini.
