RiderTua.com – Mobil listrik memang bisa menjadi solusi untuk mengurangi emisi karbon dalam jumlah besar. Dalam beberapa tahun terakhir, makin banyak produsen yang meluncurkan mobil ramah lingkungan terbarunya ini di pasar global, dan jelas ini menimbulkan ketatnya persaingan. Sehingga produsen memberikan diskon untuk mobil listrik unggulannya. Namun nampaknya ini menimbulkan dampak buruk bagi pasarnya dengan banyaknya diskon yang ada.
Mobil Listrik yang Mendapat Potongan Harga
Penjualan mobil ramah lingkungan secara global masih didominasi oleh model HEV atau mobil hybrid, sementara mobil listrik, PHEV, sampai hidrogen fuel cell menyusul. Jika melihat dari trennya, memang ada penurunan tren model BEV, tapi tidak untuk model hybrid yang malah mengalami peningkatan di sejumlah negara. Tetap saja, model BEV masih banyak dicari oleh banyak orang di seluruh dunia.
Sejauh ini, model yang ditawarkan terus bertambah tiap bulannya, dan ini jelas menimbulkan persaingan yang lebih ketat dari sebelumnya. Sehingga produsen memberikan diskon atau potongan harga untuk pembelian mobil listriknya, tapi ternyata ini sudah memberikan dampak negatif baik bagi pasar maupun konsumennya. Banyak yang menganggap merasa dirugikan karena pemberian diskon ini dianggap terlambat.
Perang Harga dan Diskon Mobil
Tentunya tidak hanya diskon mobil yang dipermasalahkan, banyaknya mobil listrik yang dijual dengan harga terjangkau juga menimbulkan perang harga di pasarnya. Kondisi ini sudah terlihat di Thailand beberapa waktu lalu, dan jelas ini cukup mengkhawatirkan jika dibiarkan begitu saja. Sebab banyak merek yang terpaksa harus menutup pabrik produksinya akibat kalah bersaing dengan kompetitornya.
Sejauh ini keadaan tersebut belum terlihat di Indonesia, setidaknya untuk sekarang. Sebab dikhawatirkan dampaknya juga akan muncul disini jika hanya mobil listrik saja yang mendapat insentif.
