Home MotoGP Augusto Fernandez dan Pedro Acosta Sama-sama Rookie yang Gak Ada Lawan!

    Augusto Fernandez dan Pedro Acosta Sama-sama Rookie yang Gak Ada Lawan!

    Pedro Acosta - Augusto Fernandez
    Pedro Acosta - Augusto Fernandez

    RiderTua.com – Sebelum Pedro Acosta, Augusto Fernandez juga satu-satunya rookie MotoGP pada 2023, sehingga rider GasGas Tech3 itu langsung mengamankan gelar Rookie of The Year sejak awal musim. Meski begitu, juara dunia Moto2 2022 itu menunjukkan performa luar biasa di tahun debutnya di kelas premier.

    Dalam 11 balapan pertamanya (dalam jarak penuh), Augusto selalu meraih poin. Bahkan pada balapan kandang Tech3 di Le Mans, pembalap berusia 25 tahun itu berhasil finis di posisi ke-4. Di kualifikasi, pembalap yang menunggangi RC16 itu 4 kali berhasil langsung masuk ke Q2 dan dia menyelesaikan Kejuaraan Dunia dengan 5 kali masuk 10 besar dan meraup 71 poin di peringkat 17 secara keseluruhan.

    Augusto Fernandez dan Pedro Acosta Sama-sama Rookie yang Gak Ada Lawan!

    Ketika Augusto Fernandez ditanya, mungkinkah musim rookienya di kelas MotoGP berjalan lebih baik dari yang diperkirakan? “Musim yang positif. Ekspektasi pra-musim adalah satu hal, tapi saya senang dengan apa yang terjadi. Terutama baru-baru ini, saya merasa menjadi lebih kuat. Saya harus senang karena levelnya bagus dan kami terus meningkat,” jawab pembalap asal Spanyol itu.

    Jorge Martin - Augusto Fernandez
    Jorge Martin – Augusto Fernandez

    Rekan setim baru Pedro Acosta itu menambahkan, “Itu adalah musim yang sibuk, musim yang positif dengan banyak hal baru seperti ban. Bahkan di Qatar (seri ke-19) kami mencoba ban depan baru yang belum pernah saya pakai sepanjang musim, dan masih sulit untuk memahami hal-hal ini. Bahkan saat ini, dengan pengalaman yang saya peroleh di MotoGP. Semuanya benar-benar baru dan sangat berbeda dibandingkan dengan yang dulu saya alami.”

    Apakah karena motor MotoGP saat ini sangat berbeda dengan motor Moto2? “Ya, menurutku begitu. Ketika saya berbicara dengan Brad (Binder), Pol (Espargaro) atau Joan (Mir) para pembalap yang akrab denganku, ketika mereka datang ke MotoGP tidak seperti itu. Itu adalah motor yang lebih mudah dikendarai dan jauh lebih baik ketimbang motor Moto2, dengan tenaga lebih besar, ban lebih baik, secara umum semuanya lebih baik. Hal tersebut masih menjadi masalahnya, namun sangat sulit untuk bergerak jika berbicara tentang performa,” jawab Augusto.

    Augusto melanjutkan, ” Yang diperlukan hanyalah mengikutinya dan itu berjalan sangat-sangat buruk atau feelingnya sangat aneh dengan tekanan ban, suhu, semua winglet dan aerodinamis. Kadang-kadang sangat bagus, tetapi juga menjadi sangat buruk dengan sangat cepat.”

    Apakah mungkin sulit untuk tidak bisa membuat perbandingan langsung sebagai satu-satunya pendatang baru di kelas ini? “Hal ini terjadi terutama pada awal tahun, ketika saya membandingkan diriku dengan pembalap lain yang sudah memiliki banyak pengalaman dan saya menjadi yang terakhir meskipun saya berusaha sekuat tenaga,” ungkap Augusto.

    “Berada pada kondisi maksimal dan menjadi yang terakhir pada saat yang sama, mungkin merupakan aspek tersulit dalam fase penyesuaian ini. Kemudian menjadi lebih baik karena saya tidak lagi menjadi yang terakhir dan karena sekarang saya dapat membacanya dengan cara yang berbeda. Jika kita terbiasa memperebutkan posisi 1, 2, dan 3 di Moto2 dari musim sebelumnya, maka di awal akan sulit ketika kita berada di posisi terakhir,” imbuhnya.

    Augusto Fernandez
    Augusto Fernandez

    Selain itu, setelah Pol Espargaro mengalami cedera serius, tiba-tiba Augusto ‘dipaksa’ menjadi pemimpin tim, tepat di awal karir MotoGP-nya. “Saya sendirian, tapi untungnya tim lain yakni tim pabrikan KTM banyak membantuku dengan informasi dari Brad dan Jack (Miller). Saya harus mengatakan bahwa mereka memberiku semua yang aku inginkan,” ujar Augusto.

    Augusto melanjutkan, “Ini tidak sama karena saya bisa membandingkan diriku langsung dengan Pol, saya turun dari motor, langsung pergi ke data engineer, meminta masukan Pol dan mengambilnya. Dengan Brad dan Jack, saya mungkin harus menunggu hingga sore hari untuk membuat perbandingan. Itu berbeda, tapi saya harus mengatakan mereka mendukungku sebaik mungkin dan saya senang dengan hal itu.”

    Apakah Augusto merasa seperti terlempar ke jurang terdalam ketika dia sendirian di dalam garasi GASGAS Tech3 untuk pertama kalinya? “Itu adalah perubahan besar, tetapi tim Tech3 mendukungku dengan baik dan tidak memberikan tekanan apa pun kepadaku. Saya hanya mencoba memahami berbagai hal dan mengambil langkah kecil. Saya merasakan dukungan semua orang, rasanya menyenangkan sepanjang masa penyesuaian ini. Itu membantu, saya tidak sendirian,” ungkapnya.

    Augusto juga berasal dari tim pabrikan KTM di Moto2 yakni tim Red Bull KTM Ajo, jadi mungkin itu bisa membantu juga. “Ya, itu membantu. Karena saya sudah berbicara dengan orang-orang KTM di Moto2 dan karena itu saya termasuk dalam keluarga MotoGP ini. Mengenal satu sama lain dari tahun sebelumnya tentu sangat membantu,” pungkas Augusto Fernandez.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini