RiderTua.com – Pecco Bagnaia memasuki GP Thailand dengan unggul 27 poin dari rival utama sekaligus rekan semereknya Jorge Martin. Meski percaya diri, rider Ducati Lenovo itu belum mau memikirkan gelar dunia terlebih dulu.
Ketika Pecco Bagnaia ditanya, apakah dia memperkirakan pertarungan gelar dunia akan terjadi di balapan final di Valencia seperti tahun lalu? “Bisa jadi. Saya kehilangan banyak poin karena kesalahan yang saya buat, tapi saya juga kurang beruntung. Namun pada dua balapan terakhir, saya berhasil melakukan pekerjaan dengan sangat baik dan kembali memimpin klasemen. Tapi unggul 27 poin tidak cukup untuk bersantai. Saya tahu betul betapa sulitnya jika pertarungan gelar terjadi di Valencia. Tapi ya, bisa terjadi seperti itu,” jawab rider berusia 26 tahun itu.
Pecco Bagnaia : Tapi Unggul 27 Poin Tidak Cukup untuk Bersantai
Dalam perjalanannya meraih gelar dunia Moto2, Pecco Bagnaia menang di Buriram pada tahun 2018. Kemudian tahun 2022 lalu dia finis di posisi ke-3 dalam balapan hujan di kelas MotoGP. “Saya senang balapan di sini. Ini adalah salah satu trek di mana saya selalu kompetitif. Setelah Jepang, Mandalika, dan Australia semua trek di mana performa saya di fast lap tidak pernah sekuat itu, kini kami tiba di trek yang sangat saya sukai. Di Buriram, banyak fase pengereman keras dan tikungan panjang, tahun lalu saya sangat kompetitif di sini,” ujar pembalap asal Turin Italia itu.

Setelah jeda satu pekan, perebutan gelar dunia akan dilanjutkan dengan triple penentuan dengan seri di Sepang (12 November), Qatar (19 November) dan Valencia (26 November). Semua trek yang cocok dengan Bagnaia dan Desmosedici-nya.
“Kita lihat saja nanti, karena ini tidak hanya bagus untukku tapi juga untuk pembalap Ducati lainnya,” kata murid Valentino Rossi itu sambil tersenyum dalam konferensi pers dan sambil memandang dua rekan sekaligus rival utamanya dalam perebutan gelar dunia musim ini, Jorge Martin dan Marco Bezzecchi.
Francesco Bagnaia menambahkan, “Jorge dan Bez sangat kompetitif di Buriram dan juga di Malaysia tahun lalu. Kami akan melihat apakah kami mendapat keuntungan. Saya cukup yakin trek ini akan banyak membantuku di Buriram dibandingkan dengan Phillip Island. Namun, selalu sulit untuk memprediksi akhir pekan. Target pertama adalah tidak berada di Q1.”
Pasalnya, hal itu menimpa Pecco dua kali berturut-turut di dua Grand Prix terakhir. Dibantu oleh crash yang dialami Martin di Mandalika dan kesalahan Martin dalam pemilihan ban pada balapan utama di Phillip Island, Bagnaia kembali memimpin klasemen Kejuaraan Dunia dan memperlebar keunggulannya menjadi 27 poin.
Namun pembalap murid VR46 Riders Academy itu belum mau memikirkan soal gelar dunia. “Saya harus gas pol. Ada 37 poin yang bisa diraih setiap akhir pekan, jadi tidak ada waktu memikirkan Gelar Dunia. Saya ingin terus berusaha agar merasa nyaman menghadapi balapan. Ini bukan saatnya berdiam diri menghadapi Kejuaraan Dunia. Ini adalah sesuatu yang perlu dipertimbangkan setelah GP Qatar. Hanya setelah Qatar kita dapat memahami dengan jelas situasi di Kejuaraan Dunia,” pungkas Pecco Bagnaia.