RiderTua.com – Dalam sebuah wawancara, Pecco Bagnaia menjelaskan mengapa rider Ducati Lenovo itu tidak terlalu antusias dengan perkembangan di MotoGP saat ini dan mengapa menurutnya aturan batas tekanan udara tidak terlalu efektif.
Ketika Pecco ditanya, apakah MotoGP lebih baik dengan atau tanpa komponen aerodinamis? Rider berusia 26 tahun itu menjawab, “Keseimbangan di lintasan tidak akan berubah meski tanpa suku cadang aero. Bertentangan dengan banyak pendapat, kami sering menunjukkan bahwa manuver menyalip juga dimungkinkan dengan aerodinamika. Jika kita lebih cepat dari pembalap di depan kita, kita bisa menyalip. Sejauh menyangkut keamanan, aerodinamika membantu.”
Pecco Bagnaia : Saya Lebih Suka Ducati Tanpa Winglet
Seperti diketahui, MotoGP terus berkembang. Pabrikan menempatkan sebagian besar pengembangan pada motor bertenaga tinggi, yang menjadi lebih cepat dari tahun ke tahun dan semakin meningkatkan power. Suku cadang aerodinamis, start device, dan penyempurnaan elektronik akan membantu memberikan paket keseluruhan terbaik kepada pembalap.
Francesco Bagnaia menambahkan, “Saya tidak peduli apakah kami membalap dengan atau tanpa suku cadang aero karena saya cepat dengan keduanya. Tidak banyak yang akan berubah. Namun jika perkembangan aerodinamika membuat menjadi lebih baik, maka kita harus terus mengembangkan dan menggunakannya.”
Pernahkah Pecco mengendarai motor MotoGP tanpa winglet? “Ya, saat tes MotoGP pertama di Qatar saya meminta untuk menguji motor tanpa winglet. Saya menyukainya karena membuat lebih mudah membalap. Sekarang kita harus ngepush motor hingga limitnya untuk mendapatkan yang terbaik darinya,” jawab rider asal Turin-Italia itu.
Murid Valentino Rossi itu melanjutkan, “Sebelumnya, pembalap adalah satu-satunya yang mengendalikan motor. Di tikungan jauh lebih mudah tanpa winglet. Saat berakselerasi, kita harus lebih banyak menggunakan rem belakang dan lebih banyak bermain dengan gas. Sekarang, dengan semua alat ini, kita harus gas pol hingga limitnya agar efektif.”
Apakah itu artinya, dulu pembalap yang mengendalikan motornya tapi sekarang motor yang mengendalikan pembalapnya? “Tidak, aerodinamis atau tidak, tetap saja pembalaplah yang membuat perbedaan. Misalnya, saya suka motor yang full power dan menjadi orang yang mengontrol apa yang terjadi di atas motor. Saya tidak akan pernah menyentuh elektronik karena saya tidak suka. Di masa lalu, pembalap mengendalikan semuanya sendiri, tanpa alat elektronik apa pun. Itulah yang paling saya sukai,” jawab Pecco.
Menurut Pecco apa yang lebih masuk akal, tekanan ban yang dapat dipilih secara bebas atau ditentukan sebelumnya? “Ada dua skenario. Jika saat balapan kita berada di depan sepanjang waktu, tekanannya mungkin di bawah batas. Tetapi jika kita berada di belakang pembalap lain untuk waktu yang lama dengan tekanan awal yang sama, tekanan meningkat dan kita akan jatuh atau menjadi sangat lambat. Jadi menurutku kita tidak boleh memaksakan batasan,” pungkas Pecco Bagnaia.