RiderTua.com – Danilo Petrucci membalap bersama Ducati di MotoGP selama 5 tahun yakni mulai 2015 hingga 2020. Sejak saat itu banyak yang telah berubah, seperti yang dia temukan saat menjadi pembalap pengganti Enea Bastianini yang cedera di Le Mans. “Itu adalah motor terbaik yang pernah saya tunggangi dalam hidup saya,” ujar rider berusia 32 tahun itu.
Selama bertahun-tahun, Ducati telah dianggap sebagai paket yang full power. Namun baru pada tahun 2022, Pecco Bagnaia berhasil membawa kembali gelar dunia MotoGP ke Borgo Panigale setelah Casey Stoner pada tahun 2007. Di tahun yang sama, Ducati juga mengakhiri masa paceklik panjang di Kejuaraan Dunia Superbike dimana Alvaro Bautista untuk pertama kalinya merengkuh gelar dunia dengan mesin V4 (setelah Carlos Checa pada tahun 2011 dengan mesin Twin).
Danilo Petrucci : Ducati Berhasil Memecahkan Masalah
Danilo Petrucci yang kini membalap untuk tim Barni di Kejuaraan Dunia Superbike itu menambahkan, “Ducati berhasil memecahkan masalah yang kami miliki. Pengiriman tenaga jauh lebih baik hari ini. Di saat melibas tikungan kecepatannya jauh lebih baik dan pada saat yang sama mampu menahan racing line. Dan traksi tidak pernah putus. Pengereman motor ini juga selalu sangat bagus.”
“Saya kesulitan karena saya tidak terbiasa berakselerasi begitu awal di puncak tikungan,” ungkap rider asal Terni-Italia itu yang menyelesaikan GP Prancis di posisi ke-11 setelah terjadi serentetan crash di sirkuit Bugatti akhir pekan lalu. Petrux finis di depan dua pembalap cadangan lainnya Lorenzo Savadori ( Aprilia) dan Jonas Folger (GASGAS).
“Dulu hal seperti itu tidak mungkin di Ducati, dan tahun ini saya mengalami masalah lagi di Superbike. Di Superbike, setelah saya berakselerasi sangat awal, roda belakang langsung slip. Itu sebabnya dengan motor MotoGP, saya lambat di setiap tikungan. Saya kemudian harus menginjak rem untuk menebus waktu yang hilang. Tapi treknya tidak dalam kondisi yang mudah, jadi saya harus melebar beberapa kali,” pungkas Danilo Petrucci yang sangat senang berkesempatan membalap bareng Juara Dunia Pecco Bagnaia.






