Home MotoGP Luca Marini: Front Device ‘Macet’ Mengakhiri Balapannya

    Luca Marini: Front Device ‘Macet’ Mengakhiri Balapannya

    Luca Marini
    Luca Marini

    RiderTua.com – Dalam balapannya yang ke-37 di MotoGP, sebuah seri yang seharusnya mengesankan buat Luca Marini malah harus berakhir lebih awal. Untuk pertama kali dalam karirnya di kelas utama, rider Mooney VR46 itu tidak menyentuh garis finis. Runner-up Moto2 2020 itu mencatatkan crash balapan pertamanya 3 minggu lalu di Buriram-Thailand, tapi saat itu dia bangkit lagi dan menyelesaikan balapan dua lap di belakang. Marini harus menyerah dalam balapan MotoGP untuk pertama kalinya pada hari Minggu di Sepang-Malaysia. Front device pada Ducati GP22-nya rusak sehingga berakibat membuyarkan impiannya bertarung dibaris depan. Teknologi yang membantu sekaligus membuat masalah, namanya juga buatan manusia. “Saya mencoba untuk tidak mengganggu pembalap lain (jika nekat balapan) dan kemudian masuk ke pit,” ujarnya..

    Front Device Bermasalah Mengakhiri Balapan Luca Marini

    Di Sepang, pembalap Ducati dari Mooney VR46 Racing Team itu masuk pit setelah hanya melahap 1 lap. Setelah start balapan dari posisi ke-6 yang menjanjikan di grid, Luca harus memarkir GP22-nya di pit dengan front device yang rusak.

    Luca Marini 3

    Maro menjelaskan, “Sungguh mengecewakan karena kami punya potensi untuk memperebutkan posisi 5 besar. Setelah start, front device langsung macet. Hal ini membuat tidak mungkin untuk melanjutkan balapan..”

    “Di dalam garasi, kemudian mekanik melepas garpu dan mencobanya lagi, lalu semuanya bekerja dengan baik seperti biasa. Tapi di tengah jalan bermasalah lagi. Mungkin sedikit kotoran atau karet dari ban jadi penyebabnya, saya tidak tahu. Saat saya mengaktifkan perangkat, semuanya baik-baik saja, semuanya sama seperti biasanya sebelum start,” lanjut rider berusia 25 tahun itu.

    Putra Mama Stefania itu menambahkan, “Ini bagian dari permainan, kami memiliki banyak perangkat dan banyak hal di motor dan hal seperti itu bisa terjadi. Masalah seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya dan itu memalukan, tapi kami tidak menyerah.”

    Kegunaan perangkat di kelas MotoGP sudah dibahas beberapa kali. Bagaimana pendapat Marini tentang ini? “Aku tidak tahu,” jawab Luca sambil menarik napas dalam-dalam. “Kami tidak benar-benar membutuhkannya, saya tidak berpikir balapan akan menjadi lebih baik dengan perangkat ini. Tetapi mereka adalah bagian dari pengembangan dan teknologi yang terus maju setiap tahun. Menurut saya, kami bisa menjalani balapan yang bagus tanpa hal-hal ini. Tapi itu bukan keputusan saya. Jika pabrikan dan Dorna menginginkannya, maka tidak apa-apa,” imbuh Maro.

    Rekan setimnya Marco Bezzecchi finis di posisi ke-4 meski start dengan buruk. Akankah Marini berani melakukan itu? “Tidak, kecepatan Marco lebih kuat dariku sepanjang akhir pekan. Tapi saya pikir saya bisa bertarung untuk posisi ke-5. Juga jika kita melihat Miller, dia hampir menjadi yang terakhir di lap pertama tapi kemudian gas pol untuk mengejar,” jawab Maro.

    “Saya pikir target kami bisa finis ke-5 atau ke-6. Kami harus kembali fokus untuk masa depan, itu bagian dari permainan. Semua teknologi yang ada di motor kami hari ini luar biasa dan hal-hal seperti itu bisa terjadi,” ujar rider asal Italia itu.

    Karena menyelesaikan balapan lebih awal, adik Valentino Rossi itu menyaksikan sebagian besar balapan dan juga duel rekan-rekan Ducati-nya Pecco Bagnaia melawan Enea Bastianini sebagai penonton. Apakah Marini terkejut bahwa Bestia menempatkan Bagnaia di bawah begitu banyak tekanan? “Tidak, itu biasa,” tegasnya.

    “Mereka mengaturnya dengan sangat baik dan melakoni balapan yang bagus. Itu saja. Saya juga berpikir itu membantu Pecco tetap fokus. Ketika pembalap lain ada di belakang kita, ada baiknya kita tetap fokus pada apa yang harus kita lakukan. Di sisi lain, jika kita sendirian dan melihat Quartararo mengejar, mungkin kita mulai berpikir terlalu banyak. Jadi Pecco hanya fokus mengatur jarak ke Enea dan bertarung melawannya. Strategi ini berhasil karena Quartararo sangat cepat, tetapi pada akhirnya dia tidak bisa mengejar,” pungkas Luca Marini.

    © ridertua.com

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini