RiderTua.com – Manajer tim WithU RNF Yamaha, Wilco Zeelenberg mengungkapkan bahwa gaya balap Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli berbeda. Dan itulah salah satu alasan mengapa pembalap asal Italia itu tertinggal jauh di belakang. Saat ini El Diablo memimpin klasemen unggul 32 poin atas Aleix Espargaro (Aprilia) dan 44 poin atas Pecco Bagnaia (Ducati) yang baru saja memenangi tiga balapan berturut-turut. Di sisi lain, rekan setimnya Franky hanya mencetak 26 poin di peringkat 19 dalam klasemen. Hasil terbaiknya dicetak di Mandalika, saat rider berusia 27 tahun itu finis di posisi ke-7. Gaya Quartararo mengalir, sementara Morbi, Dovi, Darryn lebih cenderung memakai teknik klasik, meliputi cara mengerem dan pendekatan saat memasuki tikungan (bukan posisi tubuh saat menikung)..
Wilco Zeelenberg: Gaya Balap Franky dan Dovi Klasik
Wilco Zeelenberg adalah manajer tim Quartararo dan Morbidelli di tim Petronas pada 2019 dan 2020. Pada tahun 2021, bahkan dia sampai ikut pindah ke tim pabrikan Yamaha dan bekerja dengan Morbido. Sekarang Wilco mengurus Darryn Binder dan Andrea Dovizioso di WithU RNF Yamaha. Pria asal Belanda itu menjelaskan, apa yang menyebabkan para pembalap Yamaha lain tertinggal dari Quartararo.
Wilco mengatakan, “Franco naik podium di Jerez tahun lalu. Semuanya berjalan sangat baik. Kemudian lututnya cedera. Sejak itu dia tidak pernah naik di levelnya. Saat ini dia fit, tetapi dia masih punya masalah yang masih menjadi misteri bagi saya. Saya tidak berpikir gaya balapnya cocok dengan motornya.”
Manajer tim WithU RNF itu melanjutkan, “Fabio menghasilkan lebih banyak kecepatan menikung, tetapi tidak membuat bannya terlalu panas. Dia membalap dengan sedikit kemiringan. Dia menghindari masalah yang dimiliki pembalap lain. Rekan-rekan semereknya, balapan dengan gaya yang sedikit lebih klasik. Mereka mengerem dengan keras dan jauh ke dalam tikungan. Fabio ‘hanya’ mengerem seperlunya, melepaskan rem lalu berbelok ke tikungan (mengalir). Dia melakukan itu di setiap tikungan dan selalu berhasil menjadi 1 atau 2 km/jam lebih cepat.”
Musim ini, Quartararo berhasil memenangkan 3 balapan. Mengenai keberhasilan rider asal Prancis itu, Zeelenberg mengatakan, “Kami membagikan semua data dan kami melihat persis apa yang dia lakukan. Berkat bakat dan posturnya, dia bisa ‘klik’ lebih baik dengan motornya. Dia sangat tinggi dan selalu bisa menjaga traksi di roda belakangnya. Dia mampu melakukan lebih baik ketimbang yang lain. Ini adalah kombinasi dari beberapa faktor,” pungkas pria berusia 56 tahun itu.