RiderTua.com – Gejala aneh Brad Binder setiap selesai race MotoGP… Stres dan gelisah kerap dialami Brad Binder di setiap akhir balapan MotoGP. “Hal pertama yang aku rasakan setelah balapan adalah sakit kepala yang sangat kuat. Saat semua stres-ku mereda, saya menjadi rileks. Namun sakit kepala saya malah semakin parah,” katanya. Saat di Moto2, begitu melewati garis finis, dia sudah berada di dalam mobil dalam perjalanan menuju bandara. Sekarang di MotoGP setelah balapan, dia memiliki lebih banyak komitmen dengan media (wawancara).
Gejala Aneh Brad Binder Setiap Selesai Race MotoGP
Binder bukan pembalap yang paling konsisten musim lalu. Tapi hal itu tak mengurangi pujian untuk pembalap asal Afrika Selatan itu. Brad Binder menjadi pemenang pertama balapan MotoGP untuk KTM. Sebuah pencapaian yang membuat nama Binder terukir dalam catatan sejarah perusahaan asal Austria itu.
Musim balap 2020, Binder naik ke kelas utama setelah menyelesaikan siklus 3 tahun di Kejuaraan Dunia Moto2. Dia berhasil 4 kali naik podium di Moto2 dan memenangkan 5 dari 9 balapan terakhir musim 2019. Pencapaiannya ini tentu saja, membuatnya hanya tertinggal 3 poin dari sang juara dunia Alex Marquez.

Sejak awal menapaki karir di Kejuaraan Dunia, Binder selalu dikaitkan dengan KTM. Dia menjadi pembalap pertama dari tim oranye yang turun di tim resminya. Setelah menjalani semua tahapan sebelumnya di pabrikan KTM, dimulai dengan Red Bull Rookies. Lalu pindah ke Moto3, Moto2 dan akhirnya melakukan lompatan ke MotoGP.
Pembalap asal Afrika Selatan itu hanya membutuhkan tiga balapan, untuk menunjukkan bakatnya dalam debut dengan RC16-nya. Itu terjadi di GP Brno 2020. Kemenangan luar biasa bagi seorang Binder ,yang terbukti berada di level yang jauh lebih tinggi daripada para pesaingnya di trek Ceko. Sebuah sirkuit di mana, secara paradoks dia hanya meraih tempat ke-3 sebelumnya saat masih balapan di Moto3 (2015) .
Setelah Binder meraih kemenangan MotoGP pertama untuk tim yang bermarkan di Mattighofen, KTM pun menempatkannya di tim pabrikan untuk tahun 2021 bersama Miguel Oliveira. Hal ini membuat pembalap berusia 25 tahun itu merasa tekanan media berada di pundaknya. Dimana dia harus terlibat dalam persaingan dengan pembalap terbaik di dunia.

Sebagai Konsekuensi Pembalap MotoGP
Sekarang di setiap akhir balapan, Binder mengungkapkan bahwa dia merasakan ketidaknyamanan fisik yang tidak pernah diderita sebelumnya. Meski dia sudah menghilangkan semua tekanan dalam balapan sebelumnya.
Kepada Motorsport-total.com, Binder mengatakan, “Hal pertama yang aku rasakan setelah balapan adalah sakit kepala yang sangat kuat. Saat semua stres-ku mereda, saya menjadi rileks. Namun sakit kepala saya malah semakin parah. Kemudian biasanya, saya bisa tidur nyenyak malam berikutnya.”
Terlepas dari kegelisahan Binder yang terakumulasi selama akhir pekan, sekarang ada komitmen dengan pers dan sponsor yang tidak dia miliki sebelumnya di Moto2. Inilah salah satu konsekuensi menjadi pembalap resmi MotoGP.
“Sekarang setelah balapan, saya memiliki lebih banyak komitmen dengan media (wawancara). Tahun-tahun sebelumnya berbeda. Begitu saya melewati garis finis, saya sudah berada di dalam mobil dalam perjalanan menuju bandara. Sekarang saya tahu, bahwa saya belum selesai ketika saya telah melewati garis finis. Tapi selain dari sakit kepala itu, saya tidak punya masalah lagi.”
Untuk saat ini, Binder terus berlatih secara menyeluruh di musim dingin ini di negara asalnya Afrika Selatan. Di mana dia cukup beruntung untuk menikmati trek motorcross di ranch milik orang tuanya. Pembalap KTM bernomor start 33 itu menunggu kembali menunggangi RC16-nya di Losail-Qatar, selama minggu pertama bulan Maret. Di musim yang akan menjadi musim pertama dengan pabrikan asal Austria di kelas utama.