RiderTua.com – Meski dengan hasil yang membaik ternyata angka ekspor mobil Indonesia mengalami perlambatan. Padahal momen akhir tahun ini bisa dijadikan kesempatan untuk memulihkan angka penjualan yang sempat menurun. Angka ekspor mobil Indonesia melambat jelang akhir tahun 2020 karena kondisi yang belum stabil ini. Meski hanya melemah sedikit, tapi dampaknya cukup besar bagi produsen.
Angka Ekspor Mobil Indonesia Melambat Karena Kondisi
Ekspor menjadi cara terakhir bagi produsen otomotif di Tanah Air ketika penjualan mobil menurun. Memang kebanyakan produsen berusaha untuk meningkatkan ekspor disaat hasil penjualan secara domestik sempat anjlok. Tapi tentu bukan berarti penjualan domestik dibiarkan begitu saja, karena masih terus dipantau oleh produsennya.
Bulan November lalu menjadi bulan dimana angka ekspor mobil mengalami perlambatan, dengan 25.584 unit yang dikirim secara CBU. Lalu untuk model CKD 5.331 unit, dan angka ini menurun 15 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara secara CBU hanya turun 0,5 persen, tapi perbedaannya sudah terlihat jelas.
Daihatsu Memimpin
Meski hasilnya menurun, tapi tetap saja memunculkan merek yang mengirim mobil paling banyak. Yang tak lain adalah Daihatsu yang sanggup mengekspor 11.172 unit mobil ke luar negeri, disusul Toyota sebanyak 5.715 unit dan Mitsubishi 4.434 unit. Kemudian merek lainnya seperti Honda, Suzuki, Wuling, Hino, DFSK, dan Hyundai mengalami sedikit peningkatan.
Tapi itu untuk hasil ekspor CBU, sedangkan untuk model CKD dipimpin oleh divisi Daihatsu, yaitu Toyota sendiri. Merek ini sanggup mengirim 3.990 unit, lalu Mitsubishi sebanyak 810 unit, Suzuki 456 unit, an DFSK 75 persen. Sayangnya untuk ekspor CKD Honda dan merek lainnya tak mencatatkan hasil apapun alias nol.
Mungkin untuk sekarang mereka hampir tak bisa berbuat apapun, tapi tahun depan akan menjadi momen yang tak boleh dilewatkan. Pasalnya dengan kondisi pasar yang berangsur membaik, maka produsen sudah bersiap untuk menaikkan angka penjualan serta ekspornya. Walau diterpa oleh ancaman kondisi kembali menurun, tapi sepertinya itu takkan berpengaruh besar bagi sejumlah produsen otomotif di Indonesia.