RiderTua.com – Davide Brivio merupakan salah satu sosok senior yang sudah malang melintang di dunia balap selama beberapa dekade. Pria yang kini menjabat sebagai manajer tim Trackhouse Racing itu memiliki pengalaman yang terbilang lengkap. Dia pernah memimpin proyek MotoGP untuk tiga pabrikan (Yamaha, Susuki dan Aprilia) berbeda, pernah bekerja di dalam tim pabrikan maupun di tim satelit, dan juga pernah berkarir selama 3 tahun di Formula 1.
Apa pendapat Brivio terkait masa depan MotoGP? “Saya rasa dari sudut pandang olahraga, kompetisi di MotoGP sudah bagus. Tentu saja, selalu ada hal yang harus ditingkatkan. Mungkin, saya akan memperbaiki formatnya,” jawabnya.
Davide Brivio: Memperbaiki Format MotoGP dengan Memisahkan Sesi Kualifikasi Antara Sprint dan Grand Prix

Davide Brivio menambahkan, “Secara pribadi, saya akan memisahkan sesi kualifikasi. Satu sesi kualifikasi khusus untuk Sprint dan satu sesi kualifikasi lagi untuk Grand Prix. Mungkin sulit untuk mengatur jadwalnya, tetapi saya akan tetap melakukannya. Alasannya, karena saat ini seluruh balapan akhir pekan hanya ditentukan dari hasil pada Jumat sore.”
Format MotoGP saat ini, hanya menggelar 1 kali sesi kualifikasi untuk menentukan posisi start baik untuk sprint race maupun Grand Prix. Jika hasil kualifikasi baik maka pembalap akan dua kali diuntungkan, tapi sebaliknya jika hasil kualifikasi buruk maka pembalap yang dua kali dirugikan. Sehingga tekanan kepada pembalap menjadi semakin besar.

Tekanan sudah dimulai pada Jumat sore. Hanya 10 pembalap tercepat akan bisa langsung lolos ke Kualifikasi 2 pada Sabtu pagi dan ditambah 2 pembalap tercepat yang sebelumnya bertarung terlebih dulu di kualifikasi 1. Bendera kuning yang secara otomatis menyebabkan catatan waktu di sektor tersebut dibatalkan, adalah contoh bagaimana sesi kualifikasi dapat hancur oleh keadaan di luar kendali pembalap.
Baru-baru ini, Luca Marini juga menyarankan agar 4 pembalap tercepat di Q1 diijinkan masuk ke Q2, bukannya hanya 2 seperti selama ini. “Jika kita dirugikan oleh kecelakaan atau bendera kuning, sayang sekali jika seluruh akhir pekan terbuang sia-sia,” ujar rider tim pabrikan Honda Castrol itu.
Selain itu Brivio juga menegaskan bahwa peraturan teknis harus selalu selaras dengan aspek hiburan, terutama karena MotoGP bersiap untuk menghadapi perubahan besar ke mesin 850cc pada 2027.

“Saya bukan insinyur, tetapi saya akan lebih banyak mengawasi dan mengamati. Kita akan menghadapi perubahan regulasi yang besar, tetapi kita harus selalu memikirkan apa yang dapat kita lakukan untuk membuat MotoGP menjadi tontonan yang menarik,” pungkas Brivio yang sukses mengantarkan Valentino Rossi meraih juara dunia MotoGP bersama Yamaha dan Joan Mir bersama Suzuki. Musim ini, manajer tim asal Italia itu merayakan kemenangan pertama tim Trackhouse Racing berkat Raul Fernandez di Phillip Island (GP Australia).






