Home MotoGP Fabio Di Giannantonio : Seperti Balapan di Atas Es Saya Terlalu Lambat

    Fabio Di Giannantonio : Seperti Balapan di Atas Es Saya Terlalu Lambat

    Fabio Di Giannantonio
    Fabio Di Giannantonio

    RiderTua.com – Dalam balapan 23 lap di TT Assen, Fabio Di Giannantonio finis di posisi ke-6 tertinggal 12 detik di belakang pemenang Marc Marquez. Sekali lagi, rider VR46 Ducati itu menjadi yang paling lambat dari 3 pembalap yang menunggangi GP25 spek pabrikan terbaru. Namun setidaknya dia memenangkan duel internal tim dimana Diggia berhasil mengalahkan rekan setimnya Franco Morbidelli yang finis tepat di belakangnya terpaut 6 detik.

    Butuh 10 seri atau 20 balapan bagi Diggia untuk bisa memangkas defisit dari Franky di klasemen. Kini rider berusia 26 tahun itu hanya kalah tipis 3 poin dari murid bosnya Valentino Rossi itu. “Setidaknya saya finis di depan Franky. Yang tidak saya sadari adalah dia harus menjalani long lap penalti. Sebelumnya, saya sudah beberapa kali mencoba menyalipnya,” ungkap Diggia, merujuk pada hukuman yang diterima Morbidelli setelah melakukan shortcut di chicane terakhir ketika duel melawan dirinya.

    Fabio Di Giannantonio : Seperti Balapan di Atas Es Saya Terlalu Lambat

    Namun secara keseluruhan, hasil tersebut membuat Fabio Di Giannantonio kecewa. “Saya kecewa, seharusnya bisa lebih baik. Target saya jauh lebih tinggi. Saya sempat yakin bisa fight untuk meraih podium, tetapi setelah pemanasan harapan itu pupus sudah. Saya tidak punya feel pada roda belakang sama sekali. Rasanya persis seperti balapan di atas es, kurangnya grip pada roda belakang merusak setengah balapan karena saya terlalu lambat,” ungkap rider asal Roma Italia itu.

    Hasil Race MotoGP Belanda 2025
    Hasil Race MotoGP Belanda 2025

    Meski begitu, performa Diggia membaik di paruh kedua balapan bahkan berhasil mencetak lap tercepat nyaris setara dengan Marc Marquez (hanya selisih 0,01 detik). “Cengkeraman sepanjang akhir pekan ini terasa aneh dan sering kali berubah. Saya tidak dapat menentukan alasan pastinya, tetapi saya tahu bahwa saya merasakan cengkeraman dengan baik di tengah balapan. Ini membantu saya meningkatkan kecepatan,” jelas rider yang menempati peringkat 5 dalam klasemen itu.

    Diggia menambahkan, “Saya berhasil memasuki ‘jendela kecil’ (window of performance atau rentang kondisi optimal di mana motor bisa bekerja dengan sangat baik), di mana cengkeraman cukup untuk mencetak waktu yang bagus. Namun saat berada di ‘jendela’ itu, ban juga lebih cepat habis. Jelas, kami belum berhasil menemukan set-up yang bisa menjaga performa motor tetap stabil sepanjang balapan. Kami memahami itu dan akan kami benahi untuk balapan di Sachsenring.”

    © ridertua.com

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini