RiderTua.com – Johann Zarco menyelesaikan tes MotoGP hari Senin di Aragon di posisi ke-17 tertinggal 1,323 detik di belakang waktu tercepat yang dibukukan Maverick Vinales. Meski posisinya tersebut terbilang buruk, namun rider LCR Honda itu tidak mempedulikannya karena hal itu tidak penting baginya.
Fokusnya jelas pada pekerjaan pengembangan untuk Honda. “Saya melahap banyak lap dan mencoba banyak hal untuk memberikan data kepada para teknisi. Namun sebagai pembalap, kita tidak memperhatikan setiap perubahan. Dalam hal catatan waktu, kami tidak membuat kemajuan yang besar tetapi itu bukanlah targetnya. Targetnya adalah mencoba berbagai hal. Perubahan terbesar yang juga terlihat adalah swing arm karbon. Itu sangat menarik. Itu memberi kami performa yang lebih baik,” jelas Zarco.
Johann Zarco : Memuji Swing Arm Karbon Honda, Tapi Mengkritik Sistem Radio
Johann Zarco memuji pengembangan HRC yang baru terutama swing arm karbon. “Swing arm adalah komponen yang bekerja paling baik. Itu meningkatkan akselerasi. Tetapi juag bermanfaat saat pengereman karena kami dapat mengendalikan cengkeraman pada roda belakang dengan lebih baik,” jelas rider asal Cannes Prancis itu.

Namun Zarco tidak mampu memanfaatkan potensi sepenuhnya. Meskipun Honda mendapat konsesi, namun dia harus menghemat mesin yang membuatnya tidak dapat menggunakan paket terbaik. “Kami tidak dapat menilai pengujian berdasarkan hasil klasemen, tetapi harus berdasarkan seberapa banyak pekerjaan yang dilakukan. Sayangnya, saya tidak dapat mengungkapkan terlalu banyak tentang pekerjaan internal karena itu rahasia,” tegas rekan setim Somkiat Chantra itu.
Honda mengerjakan aspek teknis yang sangat spesifik. “Itu tentang hal-hal yang sangat teknis pada motor. Ini adalah hal-hal yang dikembangkan Honda untuk membuka peluang baru. Saya harap perkembangan ini akan menguntungkan kami tahun depan,” ujar Zarco.
Zarco juga menguji sistem radio yang mulai diperkenalkan di MotoGP. Namun dia kurang puas dengan teknologi tersebut. “Saya menyadari bahwa helm saya selalu bergerak di kepala saya. Saya sudah terbiasa dengan itu. Ketika mencapai kecepatan di atas 300 km/jam, helm sedikit terangkat dan sistem radio yang dipasang di rahang bisa tergeser dari posisinya. Saya hanya bisa mendengar informasi sesekali,” ungkap Zarco.
“Itu menarik. Beberapa pembalap melaporkan bahwa mereka bisa mendengarnya dengan sangat baik sepanjang waktu, sedangkan beberapa pembalap lain tidak. Saat ini, sistem tersebut tidak nyaman. Sistemnya belum bagus. Akan lebih baik menggunakan sistem seperti di Formula 1,” kata Zarco yang menyarankan penggunaan sistem komunikasi dengan earphone in-ear.

Zarco ingin berdiskusi dengan FIM, untuk melihat apakah mungkin beralih ke sistem komunikasi Formula 1 yang sudah terbukti. Baginya, pendengaran merupakan masalah sensitif. Itulah salah satu alasan, mengapa dia ragu terhadap sistem earphone berbasis bone conduction yang saat ini sedang diuji.