Home MotoGP Cristian Gabarrini : Gaya Balap Pecco Bagnaia Kebalikannya Casey Stoner

    Cristian Gabarrini : Gaya Balap Pecco Bagnaia Kebalikannya Casey Stoner

    Casey Stoner - Pecco Bagnaia
    Casey Stoner - Pecco Bagnaia

    RiderTua.com – Pecco Bagnaia dan Casey Stoner sama-sama didampingi oleh kepala kru Cristian Gabarrini, dimana keduanya sukses memenangkan gelar dunia MotoGP untuk Ducati. Setelah Stoner menjadi juara dunia pada 2007, pabrikan asal Borgo Panigale itu mengalami paceklik selama 15 tahun hingga Bagnaia kembali merayakan gelar dunia dalam 2 musim sekaligus yakni pada 2022 dan 2023.

    Ketika Stoner memutuskan pindah ke Honda, Gabarrini ikut dengannya dan kembali memenangkan gelar dunia pada 2011. Dan saat rider asal Australia itu memutuskan pensiun dari MotoGP, kepala kru asal Italia itu kembali ke Ducati untuk mendampingi Jorge Lorenzo.

    Cristian Gabarrini : Gaya Balap Pecco Bagnaia Kebalikannya Casey Stoner

    Cristian Gabarrini merupakan sosok penting di balik kesuksesan Bagnaia dan Stoner bersama Ducati.  “Pecco adalah kebalikan dari Stoner tetapi lebih mirip dengan Lorenzo dalam hal gaya balap, pendekatan terhadap kecepatan, dan etos kerja. Gaya balapnya mirip dengan Jorge. Gaya balap Pecco merupakan evolusi dari Jorge. Halus, tenang, dan gerakannya minimal,” ungkap Gabarrini.

    cristian gabarrini casey stoner
    Cristian Gabarrini – Casey Stoner

    Gabarrini menambahkan, “Pecco adalah orang pertama yang memperkenalkan teknik menikung dengan membawa kecepatan tinggi saat masuk tikungan ke Ducati, pada saat motor itu tidak dikenal sebagai motor yang bisa berbelok dengan baik. Cara dia mengatasi masalah dan pendekatan kerjanya mirip dengan Jorge. Tetapi sangat berbeda dengan Casey yang lebih intuitif. Itulah perbedaan besarnya.”

    Stoner meraih gelar dunia MotoGP pada 2007 atau pada tahun ke-5 Ducati berpartisipasi di MotoGP sekaligus musim kedua bagi rider yang kini berusia 38 tahun itu. Saat itu dia mendominasi MotoGP dan rekan setimnya Loris Capirossi hanya menempati peringkat 7 secara keseluruhan.

    Cristian Gabarrini - Jorge Lorenzo
    Cristian Gabarrini – Jorge Lorenzo

    Sejak pensiun, Stoner tidak segan-segan lagi untuk mengkritik kelemahan Ducati. “Desmosedici lemah dalam banyak aspek, kecuali gigi keempat dan kelima atau hanya kompetitif saat kecepatan tinggi. Motor tidak bisa berbelok dengan baik di tikungan. Motor itu cukup bagus dan stabil saat direm, juga tidak memiliki daya pengereman yang kuat tetapi stabil,” ungkap pembalap yang ‘gantung helm’ pada 2012 silam.

    Namun di bawah pengawasan Gigi Dall’Igna, proyek Desmosedici berkembang pesat selama 15 tahun setelah kemenangan Stoner. Meskipun Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi gagal menaklukkan Ducati, akhirnya pabrikan Italia itu kembali ke puncak. Pecco Bagnaia berhasil menjadi juara dunia MotoGP 2 musim sekaligus pada 2022 dan 2023. Kemudian Jorge Martin memenangkan gelar dunia untuk Ducati tapi di tim satelit Pramac pada 2024. Dan pada musim 2025 ini, mereka tetap mendominasi dengan Marc Marquez di puncak klasemen MotoGP.

    Pecco Bagnaia - Cristian Gabarrini
    Pecco Bagnaia – Cristian Gabarrini

    Tidak seperti 3 tahun lalu, saat ini Pecco sedang kesulitan dengan GP25 miliknya. Namun ada kepala kru mumpuni yang ada disampingnya yakni Cristian Gabarrini yang siap membantunya. “Saya tidak akan mengatakan ada rahasia kesuksesan. Saya selalu berusaha untuk bersikap transparan dan jujur ​​dengan para pembalap. Jangan pernah menyembunyikan sesuatu, jangan pernah berbohong, dan jangan pernah menutup-nutupi sesuatu. Dan cara ini selalu berhasil untuk semua rider,” ungkap Gabarrini.

    “Itu tentang membangun kepercayaan dan menunjukkan bahwa pembalap dapat mempercayai setiap anggota tim. Ini tidak berarti kita tidak membuat kesalahan. Kita memang melakukannya namun dengan rasa percaya. Lebih mudah untuk mengembangkan set-up yang sesuai untuk semua pembalap. Saya tidak pernah punya rahasia, saya hanya bekerja secara konsisten dengan pendekatan ini. Bekerja dengan Pecco sangat mudah karena dia cerdas dan jarang marah. Bahkan saat dia marah, itu masih bisa diatasi,” pungkas Gabarrini.

    © ridertua.com

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini