Home MotoGP Davide Tardozzi : Toprak Naik ke MotoGP Hanya Jika Bergabung di Tim...

    Davide Tardozzi : Toprak Naik ke MotoGP Hanya Jika Bergabung di Tim Pabrikan? Seharusnya Manajernya Tidak Berpikir Begitu

    Toprak Razgatlioglu - MotoGP
    Toprak Razgatlioglu - BMW - MotoGP

    RiderTua.com – Manajer tim Ducati Davide Tardozzi yakin bahwa Toprak Razgatlioglu akan pindah ke MotoGP pada 2026 atau 2027. Namun rider asal Turki tersebut akan berusia 29 tahun pada 16 Oktober 2025 mendatang. Ini artinya dia menjadi seorang rookie di MotoGP pada usia 29 tahun dan pada 2027 dia akan berusia 30 tahun. Pada saat itu, sebagian besar pembalap pabrikan akan berada pada tahap akhir karier mereka.

    “Ada seseorang yang menyebut dirinya ‘stopwatch’. Dia akan memberi tahu kita apakah dia tua atau tidak. Saya yakin Toprak memiliki prasyarat fisik dan mental yang tepat, dia masih memiliki beberapa tahun untuk berlaga di MotoGP. Dan saya yakin dia akan ke kelas utama pada 2026,” ujar manajer asal Italia itu.

    Davide Tardozzi : Toprak Naik ke MotoGP Hanya Jika Bergabung di Tim Pabrikan? Seharusnya Manajernya Tidak Berpikir Begitu

    Sebagai informasi, pada 21 Juni 2024 yang lalu secara mengejutkan manajer Toprak Razgatlioglu, Kenan Sofuoglu mengumumkan bahwa anak asuhnya tersebut ingin meninggalkan Kejuaraan Dunia Superbike untuk pindah ke MotoGP setelah musim 2024. Jelas, penyataan ini membuat BMW tidak senang. Meskipun Sofuoglu selalu mengatakan bahwa kepindahan ke MotoGP hanya akan menjadi masalah jika BMW melepaskan Toprak lebih awal dari kontraknya yang berlaku hingga akhir tahun 2025.

    Saat itu Sofuoglu langsung menjelaskan, “Ketika saya menyadari bahwa mereka tidak senang, saya segera menutup berkas MotoGP. Saya kemudian menjelaskan kepada Toprak, bahwa kami tidak dapat menempuh opsi itu karena kami telah berjanji kepada BMW dan menandatangani kontrak untuk 2 tahun. Kami hanya akan menarik diri dari kontrak tersebut jika mereka telah memberi kami izin.”

    Davide Tardozzi - Toprak Razgatlioglu
    Davide Tardozzi – Toprak Razgatlioglu

    “Kami mencintai BMW. Mereka menjadikan Toprak sebagai berlian. Dia akan menjadi berlian yang unik berkat BMW. Bersama Yamaha, sebelumnya kami tidak dapat mencapai level ini. BMW adalah merek dengan motor yang luar biasa dan paket yang sangat bagus, tetapi tidak ada yang mampu memanfaatkan potensi ini sebelumnya. Toprak adalah pebalap yang menunjukkan kepada dunia potensi motor ini. Itulah yang membuat kami dan motor ini istimewa,” tegas manajer sekaligus mantan pembalap asal Turki itu.

    Meskipun BMW telah membuat banyak kemajuan pada M1000RR, tanpa Razgatlioglu mereka hanya akan menjadi pabrikan biasa-biasa saja musim lalu. Pembalap keduanya, Michael van der Mark hanya berada di peringkat 6 dalam klasemen keseluruhan, dua kali naik podium dalam 36 balapan (memenangkan balapan 1 di Magny-Cours Prancis) dan 11 kali berhasil masuk ke 5 besar.

    Di sisi lain, Toprak memenangkan 18 balapan (13 di antaranya diraihnya secara berturut-turut) dan 27 kali finis di 3 besar. Meskipun absen dalam 6 balapan karena cedera, Toprak memenangkan gelar dunia dengan unggul 43 poin atas Nicolo Bulega (Aruba.it Ducati). Dia berhasil mencetak poin dua kali lipat dari van der Mark dan hanya kurang 1 poin dari perolehan poin gabungan dari tiga pembalap BMW lainnya yakni van der Mark, Garrett Gerloff, dan Scott Redding.

    Pada 2025, Razgatlioglu tetap memenuhi kontraknya dengan BMW di Superbike dan menjadi favorit untuk musim ini. Namun pindah ke MotoGP bukanlah sesuatu yang mustahil bagi Toprak, seperti yang dia katakan selama tes di Portimao pekan ini. “Tentu saja saya memikirkannya, saya berbicara dengan berbagai pabrikan. Saya akan ‘bebas’ pada 2026, kita akan tahu lebih banyak dalam 6 atau 7 bulan kedepan. Sampai saat itu, saya berkonsentrasi pada pekerjaan saya. Mungkin setelah itu saya akan tetap di Superbike atau mungkin saya akan pindah ke MotoGP,” ujar Toprak.

    Sebagai catatan, ketika Toprak berbicara tentang ‘beberapa pabrikan’ secara eksplisit dia mengecualikan Yamaha. Dia memenangkan gelar dunia Superbike pertamanya bersama Yamaha pada 2021. Kemudian dia melakukan tes dengan motor MotoGP M1, tetapi Toprak merasa tidak dihargai karena menurutnya persiapan motornya tidak profesional.

    Toprak Jago Late Braking

    Hingga saat ini, peluang Toprak untuk melangkah ke grid start MotoGP khususnya untuk tahun depan sangat terbatas. Hingga akhir 2026, semua posisi di tim pabrikan yakni Ducati, KTM, dan Aprilia telah terisi. Hanya ketika dimulainya era baru dengan 850 cc untuk musim 2027, peluangnya bergabung di tim-tim papan atas akan kembali terbuka. Untuk 2026, Toprak hanya bisa bergabung dengan tim satelit, dimana opsi ini selalu dikesampingkan oleh manajernya. Ada satu peluang yakni di tim pabrikan Honda ketika kontrak Luca Marini berakhir, tetapi itu bukanlah pilihan yang menjanjikan.

    Di WSBK, Toprak dikenal sebagai pembalap yang ahli dalam late braking yang berhasil menetapkan standar baru dengan ban Pirelli dan rem baja. Dapatkah dia melakukan hal yang sama di MotoGP dengan ban Michelin dan rem karbon? “Pecco Bagnaia tidak terkalahkan dalam pengereman, benar-benar tidak terkalahkan. Tidak ada rider lain yang memiliki keahlian pengereman seperti dia. Toprak, tidak di MotoGP karena ban dan remnya tidak sama atau jenis motor yang sama. Saya penggemar Toprak, dan dia juga tahu itu. Dia bisa menjadi seseorang yang dapat bersaing untuk posisi 6 besar dalam klasemen. Posisi 6 teratas berarti dari peringkat 1 hingga 6. Menurutku ketika dia datang ke MotoGP, dia tidak akan langsung menang. Toprak adalah seorang ‘showman’ tetapi pembalap terbaik di sini adalah yang terbaik,” kata manajer tim Ducati Davide Tardozzi

    Bahkan jika Toprak hanya bisa mendapatkan tempat di tim satelit? “Kami telah menunjukkan apa yang mungkin terjadi di tim satelit (kemenangan gelar dunia Jorge Martin di tim Pramac). Kami telah menunjukkan bahwa pebalap papan atas dapat berada di tim satelit dan kami mengembangkan motor bersama mereka. Mereka menerima materi yang sama dengan tim pabrikan kami. Jadi apa bedanya jika tim satelit memiliki dukungan yang sama dengan tim pabrikan dalam hal suku cadang dan teknisi? Jika seorang manajer tidak berpikir seperti itu, maka dia berpikir seperti dulu dan mungkin tidak lagi baik untuk pembalapnya. Manajer harus melihat ke depan, ke tahun 2026 bukan kembali ke tahun 2000,” pungkas Tardozzi.

    © ridertua.com

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini