RiderTua.com – Repsol Honda, tim yang dulu dikenal sebagai penguasa MotoGP, mencatatkan sejarah kelam pada musim 2024. Untuk pertama kalinya dalam tiga dekade, tim legendaris ini mengakhiri kejuaraan sebagai tim terburuk di klasemen MotoGP, bahkan di bawah tim satelit mereka sendiri, LCR Honda. Sebuah rekor negatif yang sebelumnya tak pernah terbayangkan untuk tim yang pernah menjadi simbol dominasi di lintasan balap.
Performa Terburuk Sepanjang Sejarah
Musim ini menjadi mimpi buruk bagi Repsol Honda. Tidak ada satu pun podium yang diraih sepanjang tahun, bahkan dalam balapan sprint sekalipun. Joan Mir dan Luca Marini, dua pembalap utama tim, terdampar di dasar klasemen pembalap reguler. Satu-satunya pencapaian yang bisa dianggap ‘lumayan’ hanyalah posisi kesembilan yang diraih Mir dalam sprint di Jerez—balapan yang penuh kekacauan.
Yang lebih mencengangkan, Repsol Honda kalah dari LCR Honda di klasemen tim. Tim satelit mereka pun tidak tampil gemilang, tetapi tetap berhasil finis di atas tim pabrikan. Musim ini juga menandai kali pertama Honda sebagai produsen gagal meraih podium atau kemenangan satu pun dalam satu musim.

Akhir Kemitraan Bersejarah
Musim 2024 juga menjadi penutup dari kemitraan ikonik antara Honda dan Repsol. Setelah tiga dekade bekerja sama, keduanya resmi berpisah. Dalam sejarah MotoGP, aliansi ini telah menghasilkan 15 gelar juara dunia dengan pembalap legendaris seperti Mick Doohan, Valentino Rossi, Nicky Hayden, Casey Stoner, dan Marc Marquez.
Namun, tahun ini menjadi penutup yang jauh dari gemilang. Dengan berakhirnya kemitraan ini, Honda telah hampir memastikan Castrol sebagai sponsor utama untuk musim depan. Logo Castrol, yang selama ini sudah terlihat di motor LCR Honda, kemungkinan akan menghiasi motor tim pabrikan Honda, meski dalam kapasitas yang tidak terlalu besar.
Jalan Terjal Honda Menuju Kebangkitan
Musim ini menjadi peringatan keras bagi Honda. Tidak hanya kehilangan dominasi mereka, tetapi juga reputasi sebagai salah satu tim terbaik di MotoGP. Ketidakmampuan mereka untuk bersaing bahkan dengan tim satelit sendiri menunjukkan perlunya perubahan besar dalam strategi dan pengembangan motor.
Sementara itu, tantangan semakin berat dengan perginya Marc Marquez, yang selama ini menjadi tumpuan Honda. Dengan pembalap baru dan sponsor baru, akankah Honda mampu bangkit dari keterpurukan ini? Hanya waktu yang bisa menjawab, tetapi satu hal yang pasti: era keemasan Repsol Honda telah berakhir.