Home MotoGP Casey Stoner Kritik Keras: MotoGP Kehilangan Kodratnya karena Sprint Race, Harus Dipisah,...

    Casey Stoner Kritik Keras: MotoGP Kehilangan Kodratnya karena Sprint Race, Harus Dipisah, Tanpa Poin!

    Casey Stoner
    Casey Stoner

    RiderTua.com – Casey Stoner, mantan juara dunia MotoGP yang dikenal selalu blak-blakan, kembali meluapkan kekecewaannya terhadap arah perkembangan MotoGP saat ini. Dalam wawancara bersama GPone.com di acara Champions Charity Race di EICMA, Stoner mengkritik format balapan yang semakin bergeser dari konsep balap ketahanan, terutama dengan adanya penambahan sprint race dan peningkatan teknologi yang terlalu berlebihan pada motor.

    Casey Stoner Soroti Kehilangan Esensi MotoGP: Kritik Terhadap Sprint Race dan Teknologi Berlebihan

    Menurut Stoner, kehadiran sprint race setiap Sabtu mengubah esensi balapan. Balapan pendek yang memberikan tambahan poin untuk klasemen ini, menurutnya, bertentangan dengan semangat asli MotoGP. Bagi Stoner, ajang ini seharusnya menjadi ujian ketahanan, bukan sekadar balapan cepat yang mengutamakan kecepatan singkat. Dia memandang kejuaraan ini layaknya maraton—memerlukan ketangguhan dan upaya jangka panjang, bukan serangkaian “balapan mini.” Stoner menyayangkan bahwa dengan adanya sprint, MotoGP beralih fokus pada kecepatan singkat dan ban lunak, bukan pada kemampuan pengendara untuk mengelola ketahanan motor dan fisik dalam durasi yang lebih lama.

    MotoGP Rider
    MotoGP Rider

    Selain format balapan, Stoner juga menyatakan kekecewaannya terhadap kompleksitas teknologi yang semakin mendominasi motor MotoGP. Dia mengkritik perangkat aerodinamika dan penyesuaian ketinggian yang, menurutnya, justru mengurangi kesulitan berkendara yang dulunya menjadi ciri khas MotoGP. Dari sudut pandangnya, teknologi canggih ini malah menyederhanakan pengalaman berkendara dan menghilangkan elemen keterampilan murni yang sebelumnya menjadi pembeda di antara para pebalap terbaik.

    Stoner juga menyoroti dampak buruk dari elemen aerodinamis yang meningkatkan turbulensi dan berpotensi memperbesar risiko kecelakaan di lintasan. Tidak hanya itu, beban pengembangan teknologi ini membuat biaya tim meroket, sementara dampaknya tidak selalu positif, mengingat jumlah kecelakaan yang cenderung meningkat. Stoner percaya bahwa dengan segala perangkat elektronik dan kontrol, MotoGP menjadi terlalu mudah dikendarai. Baginya, tantangan yang dulu begitu kental kini semakin memudar, mengurangi daya tarik balapan itu sendiri.

    MotoGP Dinilai Kehilangan Jiwa: Casey Stoner Rindukan Balapan yang Lebih Menantang

    MotoGP memang telah mengumumkan rencana perubahan aturan pada 2027 untuk menyeimbangkan kompetisi, namun Stoner tampak ragu dengan efektivitasnya. Dia memandang perubahan ini sebagai penyesuaian kecil yang tidak akan memberikan dampak signifikan, terutama dengan rencana perubahan mesin berkapasitas 850cc. Menurut Stoner, kembali ke mesin tersebut tidak akan mengubah banyak hal, terutama karena kontrol elektronik yang ada saat ini membuat tenaga besar motor tidak dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh para pengendara.

    Stoner mengenang masa-masa saat MotoGP masih mengandalkan keterampilan murni pengendara, di mana kendali motor dilakukan secara manual, dan para pebalap harus benar-benar merasakan kekuatan mesin tanpa bantuan teknologi yang berlebihan. Ia merindukan saat para pengendara menggunakan teknik-teknik unik, seperti pengendalian kopling di tikungan dan drifting untuk menemukan traksi yang tepat, serta manuver kompleks untuk mengurangi wheelie. Bagi Stoner, inilah esensi MotoGP yang sesungguhnya—tantangan nyata yang membuat seorang pebalap benar-benar menunjukkan kemampuannya.

    Kalau sprint poin dipisah, maka Pecco diuntungkan dengan memenangkan 10 balapan utama..

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini