RiderTua.com – Aleix Espargaro, pembalap Aprilia, mulai menghadapi kenyataan bahwa masa kariernya di MotoGP segera berakhir. Ia datang ke Phillip Island dengan perasaan campur aduk, sadar bahwa ini mungkin menjadi salah satu kesempatan terakhirnya berlaga di sirkuit ikonik tersebut. Meskipun lintasan ini dikenal dengan tantangan uniknya…aspal baru, cuaca dingin, dan permukaan licin.. Espargaro tampaknya lebih fokus menikmati momen daripada sekadar mengejar hasil.
Aleix Espargaro: Persiapan dengan Pikiran Jernih

Espargaro mengakui bahwa beberapa balapan terakhir tidak berjalan baik bagi timnya, terutama soal grip yang justru memburuk dibanding tahun lalu. Namun, ia dan Aprilia tetap berupaya melakukan penyesuaian untuk kompetitif di empat balapan tersisa. “Ini menjadi perjalanan emosional bagi saya. Setelah menyadari ini adalah musim terakhir saya, saya ingin fokus menikmati setiap balapan tanpa marah atau frustrasi,” ujarnya.
Perpisahan Emosional di Australia
Phillip Island memegang tempat istimewa di hati Espargaro. Ia merasa sedih karena ini mungkin menjadi kesempatan terakhirnya berlaga di sana. Meski masih ada peluang kembali ke trek seperti Jerez atau Mugello, kemungkinan kembali ke Australia terasa kecil. “Saya ingin mengakhiri perjalanan ini dengan kenangan baik, bukan kesedihan,” ungkapnya.
Belajar dari Jorge Martin
Saat ditanya tentang perkembangan mental Jorge Martin, Espargaro membandingkan perubahan besar pada pembalap Spanyol itu. “Tahun lalu, Jorge sangat gugup dan sulit tidur karena tekanan,” katanya. Kini, Martin terlihat lebih santai, bahkan tinggal bersama Espargaro di Australia untuk menghindari stres. “Kadang, terlalu fokus justru jadi bumerang. Tahun ini, Jorge lebih bisa menikmati momen,” tambahnya.
“Pak RT” berharap bisa menutup musim ini dengan baik dan berusaha menikmati setiap momen di sirkuit. “Saya akan berusaha kompetitif, tapi jika tidak bisa, saya tetap akan menikmatinya,” pungkasnya dengan senyum penuh makna.