RiderTua.com – Selain tantangan dari motor yang berbeda, Aleix Espargaro mengakui akan ada saat-saat ketika Jorge Martin perlu menyesuaikan mindset-nya selama proses beradaptasi dari Ducati ke Aprilia tahun depan. Dimana pemimpin klasemen itu akan menggantikan Aleix di tim pabrikan pada 2025.
Namun, sementara Aleix berusaha keras dari belakang grid selama 8 tahun dengan RS-GP, seluruh karier MotoGP Martin dihabiskan bersama Pramac Ducati yang langsung menjadi pemenang hanya dalam balapan keenamnya. Ducati Desmosedici terus mendominasi MotoGP tahun ini, mengisi empat peringkat teratas di klasemen, memenangkan setiap balapan kecuali COTA dan semua sprint race kecuali Portimao, COTA dan Catalunya.
Aleix Espargaro : Menunggangi Motor Lain yang Tak Selevel, Tidak Akan Mudah Bagi Martin
Aprilia adalah satu-satunya pabrikan lain yang menang tahun ini, berkat kemenangan Maverick Vinales di balapan hari Minggu di COTA plus kemenangan sprint di Portimao (Maverick Vinales), COTA (Vinales) dan Catalunya (Aleix Espargaro). Namun, meski Ducati tak terkalahkan dalam sprint maupun balapan utama selama 7 seri terakhir, Aprilia sangat kesulitan dalam dua seri terakhir di Aragon dan Misano. Dalam klasemen, Vinales kini turun di peringkat 7 di belakang pembalap KTM Brad Binder dan Pedro Acosta sementara Espargaro berada di peringkat 9.

Menghadapi akhir pekan yang sulit seperti itu, di mana semua pembalap dengan motor yang sama sangat kesulitan, akan menjadi pengalaman baru bagi Martin. “Hal yang sulit bagi Jorge adalah saya datang dari P20 dan hanya meraih beberapa kemenangan yang tidak mudah, tetapi itu berarti saya terbiasa mengendarai motor yang tidak bagus. Dan sekarang dia mengendarai motor terbaik yang berhasil memenangkan balapan dan sering menjadi yang tercepat di setiap sesi,” ungkap Aleix Espargaro.
Rider berusia 35 tahun itu menambahkan, “Jadi, untuk naik motor lain yang levelnya tidak sama, itu tidak akan mudah. Namun, keinginannya adalah untuk bergabung dengan Aprilia. Dia punya opsi lain dan dia memilih Aprilia. Jadi, tidak ada penyesalan.
“Itu tidak akan mudah, tetapi itulah keputusan yang diambilnya. Anda harus berkomitmen penuh dan Aprilia memiliki kapasitas untuk menyetel motornya agar sesuai dengannya dan dia memiliki kecepatan yang cukup untuk menjadi nomor satu di Aprilia. Jadi tidak ada yang mudah, tetapi dia akan melakukannya dan dia pasti berhasil,” imbuhnya.
Keunggulan Martin atas juara bertahan Pecco Bagnaia dalam klasemen kini berkurang menjadi hanya 7 poin menjelang GP Misano kedua akhir pekan ini, setelah dia melakukan kesalahan pit-stop yang merugikannya di GP San Marino. “Dia tahu dia membuat kesalahan dan dia akan belajar. Itu akan membuatnya lebih kuat. Ini adalah bagian dari proses,” pungkas Aleix Espargaro.