RiderTua.com – Mobil listrik sebenarnya masih dapat mencatatkan hasil penjualan yang lebih tinggi di tengah situasi pasarnya yang kurang mendukung. Tetap saja penjualannya mengalami penurunan dalam dua bulan terakhir, terutama di bulan April. Ada sejumlah penyebab dari penurunan penjualan mobil listrik ini, terutama kondisi ekonomi di dalam maupun luar negeri. Namun ada faktor utama lainnya yang menyebabkan penurunan tersebut.
Mobil Listrik Mengalami Penurunan Penjualan
Entah mengapa penjualan mobil di Indonesia pada kuartal pertama tahun ini mengalami penurunan yang cukup drastis jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tidak hanya mobil ICE, mobil listrik juga mengalami penurunan penjualan, bahkan untuk beberapa model hasilnya menurun secara signifikan. Seperti Hyundai Ioniq 5 yang turun 75 persen, dari ribuan unit menjadi puluhan unit.
Hyundai melihat ini menjadi sesuatu yang tidak begitu mengejutkan, sebab mereka tahu kalau konsumen Indonesia memilih untuk menunggu dan melihat seperti apa pasarnya. Tidak hanya itu, lambatnya penerapan kembali insentif untuk mobil listrik juga dianggap sebagai salah satu penyebab penurunan penjualan ini. Inilah yang menyebabkan konsumen menunda membeli mobil BEV.

Insentif Mobil Listrik
Selain insentif untuk mobil listrik rakitan lokal, mobil CBU atau impor dari luar negeri juga mendapatkannya, tapi penerapannya baru dilakukan sekitar dua bulan setelahnya. Hyundai melihat ini sebagai suatu inkonsistensi, yang menyebabkan penurunan penjualan tersebut. Seharusnya insentif ini sudah bisa diterapkan sejak awal tahun, tapi entah mengapa penerapannya mengalami perlambatan.
Meskipun begitu, Hyundai masih akan terus menambah lebih banyak model BEV lainnya di Indonesia. Dalam dua bulan ke depan, mereka akan menghadirkan mobil listrik Kona Electric, tapi kali ini sebagai model generasi terbaru. Jika tidak ada masalah lainnya, mereka akan meluncurkannya di GIIAS 2024, serta mengumumkan harga resminya.