RiderTua.com – Joan Mir kini lebih percaya diri untuk menghadapi GP Le Mans setelah tampil lebih baik di Jerez. Jika dibandingkan dengan kegagalan total yang tak terbantahkan di GP Amerika, performanya ini sama sekali tidak mengecewakan.
Dalam sprint race di Jerez, Mir mampu meraih poin terakhir dengan finis di posisi ke-9. Dan pada race hari Minggu, rider berusia 26 tahun itu mengulangi perjalanannya untuk meraih poin. Baginya finis di posisi ke-12 kedengarannya tidak mengesankan, namun dua kali finis saja sudah bisa dirayakan sebagai sebuah kesuksesan.
Mampukah Joan Mir Mematahkan Kutukannya di Le Mans?

Tentu Joan Mir juga menyukai fakta bahwa, tak hanya menjadi pembalap Honda tercepat tapi dia juga mengalahkan dua pembalap Yamaha di belakangnya pada balapan utama hari Minggu. Juara dunia MotoGP 2020 itu unggul 10 detik dari Fabio Quartararo.
Pengalaman Jerez membuat Mir sangat optimis menghadapi balapan mendatang di Prancis. “Jika kami melihat apa yang terjadi di Jerez, kami harus puas karena kami telah mencapai hasil maksimal yang bisa kami capai. Tujuan kami adalah melakukan hal yang sama akhir pekan ini di Prancis,” ungkap rider asal Mallorca Spanyol itu.
Namun jika dicermati berdasarkan data, Mir selalu ‘apes’ di balapan Le Mans. Di satu sisi, Sirkuit Bugatti memiliki karakteristik tersendiri yang mengutamakan motor yang seimbang. Di Le Mans, trek balap yang sensitif cenderung berpotensi keluar lintasan jika menggunakan roda depan.
Pada tahun 2023, kedua pembalap pabrikan Honda menunjukkan kelemahan RC213V ketika Mir dan Marc Marquez sama-sama crash. “Le Mans adalah tipe trek berbeda dengan banyak tikungan lambat, jadi kami harus berusaha beradaptasi sebaik mungkin. Memang benar juga bahwa dulu trek ini agak sulit bagi saya,” pungkas Mir.
Dalam 4 kali balapan, Joan Mir hanya berhasil mencapai garis finis pada 2019 yakni saat finis di posisi ke-16 tanpa poin. Meski terdengar pahit bagi mantan pembalap Suzuki itu, mencetak 1 poin di Prancis sudah cukup untuk mematahkan kutukan nol poin di karir MotoGP-nya.